Berita HST

Sungai Barabai Menyusut Drastis, PDAM Akui Sering Hadapi Endapan Lumpur

Kondisi sungai Barabai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah  (HST) dalam sepekan terakhir airnya menyusut drastis

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/hanani
Kondisi air sungai Barabai, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) keruh seperti kopi susu, Selasa (15/2/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Kondisi sungai Barabai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah  (HST) dalam sepekan terakhir airnya menyusut drastis.

Pantauan Banjarmasin post.co.id, Jumat (3/6/2022) saking surutnya, dinding siring sungai di kanan kirinya terlihat jelas. Tingkat kejernihannya sendiri dalam kondisi surut sering berubah-ubah, kadang keruh pekat kadang sedikit jernih. 

Untuk kedalamannya, berdasarkan garis indikator ketinggian air sungai yang dipasang di seberang Jalan Brigjen Haji Hasan Basri terlihat di bawah garis hijau, artinya sangat surut.

Apakah kondisi tersebut berdampak terhadap produksi air bersih? Bagian Teknik PDAM HST yang kini berganti nama menjadi Perseroan Daerah (Peroda) PT Air Minum Murakata Lestari, Firnadi kepada Banjarmasin post.co.id mengatakan memang berdampak terhadap produksi air bersih, namun hal tersebut bisa diatasi. 

Baca juga: Cuaca Panas di HST, Ketinggian Sungai Barabai Menyusut 2 Meter, Airnya Seperti Kopi Susu

Baca juga: Hampir 24 Jam Diguyur Hujan, Ketinggian Air Sungai Barabai Nyaris Menyentuh Garis Merah

"Dampaknya endapan lumpur makin tinggi. Khususnya jika terjadi hujan yang tanggung di mana kepekatan airnya meningkat di kisaran 1.600 NTU lebih,"kata Firnadi.

NTU adalah metode untuk mengukur tingkat kekeruhan air sungai dengan menggunakan alat turbidimeter. Normalnya menurut Pernadi kekeruhan yang bisa diolah menjadi air bersih di bawah 1600 NTU. 

Meski demikian untuk kepekatan melebihi batas normal tersebut hanya terjadi sesekali. Itu pun durasinya cepat berubah sehingga tak sampai membuat produksi berhenti total berhari-hari.

"Pada saat tingkat kekeruhannya tinggi melebihi batas normal tadi biasanya kami berhenti produksi antara 3 sampai 4 jam dan kami terus melakukan pengontrolan. Jadi jika tiba-tiba air berhenti mengalir dalam jangka waktu tersebut berarti tingkat kekeruhannya tidak normal. Kami berharap pelanggan bisa memaklumi,"katanya. 

Jika tingkat kekeruhannya tinggi, biasanya, sebut Firnadi endapan lumpur masuk ke saluran intake atau tempat penyedotan air.

Mengenai pengolahan air bersih sendiri saat ini PT air minum murakata lestari menggunakan poly aluminium cloride(PAC) sebagai penjernih. Sedangkan untuk disinfektannya menggunakan kaporit. Namun untuk di instalasi Kota Kecamatan Penjernihan masih menggunakan tawas. 

Baca juga: Warga Khawatir Sungai Barabai Meluap, Relawan Terus Pantau Wilayah Hulu di Pegunungan Meratus

Kondisi sungai Barabai sendiri sangat dipengaruhi bagian hulunya. Jika di wilayah hulu terjadi hujan, kemungkinan terjadi adalah meningkatnya ketinggian air disertai warna air yang menjadi cokelat pekat Demikian pula saat terjadi hujan tak begitu deras, namun membawa longsoran tanah dan membuat endapan lumpurnya melebihi batas normal.

Sampai saat ini pihak PDAM menyatakan masih bisa memproduksi air bersih secara normal, meski kondisi air sungai Barabai yang berhulu di Pegunungan Meratus tersebut kedalaman airnya fluktuatif dan kondisi airnya sering berubah-ubah. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved