Idul Adha 2022

Hari Raya Idul Adha 2022 Kemungkinan Berbeda, Simak Penjelasan dari Peneliti LAPAN

Perbedaan hari raya Idul Adha 2022 berpotensi terjadi layaknya Idul Fitri 1443 H.

Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID/KASPUL ANWAR
Idul Adha 2021. Beberapa orang menjatuhkan sapi limosin sumbangan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang akan dipotong di halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (21/7/2021). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Perbedaan hari raya Idul Adha 2022 berpotensi terjadi layaknya Idul Fitri 1443 H.

PP Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2022 pada tanggal 9 Juli 2022.

Sementara pihak peneliti mengatakan ada kemungkinan perbedaan hari Raya Idul Adha 1443 H.

Kemungkinan akan ada potensi perbedaan tanggal, yaitu 9 Juli atau 10 Juli 2022.

Informasi tersebut disampaikan Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

Andi menyebut potensi perbedaan tanggal dapat dijelaskan melalui analisis garis tanggal hijriah maupun posisi bulan saat matahari terbenam.

“Garis tanggal hijriah dibuat dengan memakai kriteria awal bulan kamariah yang berlaku di masyarakat. Saat ini ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia yaitu kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS,” ujar Andi kepada Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Baca juga: Prakiraan Cuaca Senin 13  Juni 2022, 26 Wilayah Diguyur Hujan, Antara Lain Sumsel, Jatim dan Kalsel

Baca juga: Amalkan Bacaan Ayat Ini Usai Shalat Lima Waktu, Sihir dan Santet Bakal Tak Mempan

Dirinya menjelaskan, kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah berlandaskan pada kondisi bulan yang terbenam setelah matahari terbenam berapa pun ketinggiannya, selama di atas ufuk saat matahari terbenam.

Sementara itu, kriteria baru MABIMS berlandaskan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau ketampakan hilal), yaitu parameter fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimun 6,4 derajat dan parameter fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

“Kriteria baru MABIMS saat ini digunakan Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam, menggantikan kriteria lama MABIMS (2-3-8,3 derajat altitud, 3 derajat elogasi, dan 8 jam umur hilal dihitung sejak ijtimak/konjungsi solar/fase bulan baru geosentrik hingga matahari terbenam,” papar Andi.

Lebih lanjut, kriteria tersebut yang masih digunakan untuk penyusunan kalender 2022 di Indonesia.

Adapun berdasarkan kriteria lama MABIMS maupun wujudul hilal, sebenarnya kondisi hilal di Indonesia telah memenuhi syarat.

Ketinggian hilal bervariasi antara +0,78 derajat (Merauke) hingga +3,22 derajat (Sabang), sedangkan elongasi bervariasi antara 4,02 derajat (Jayapura) hingga 4,97 derajat (Sabang).

Ijtimak awal Zulhijjah 1443 H terjadi pada 29 Juni 2022 pukul 09.52 WIB, sehingga umur hilal bervariasi antara 5,65 jam (Merauke) hingga 9,08 jam (Sabang).

Sapi kurban yang siap dipasarkan saat Hari Raya Idul Adha di jalan Mahir Mahar, Palangkaraya, Sabtu (11/6/2022).
Sapi kurban yang siap dipasarkan saat Hari Raya Idul Adha di jalan Mahir Mahar, Palangkaraya, Sabtu (11/6/2022). (Tribunkalteng.com/Ghorby Sugianto)

“Sehingga, Muhammadiyah dalam maklumatnya telah menetapkan 1 Zulhijjah 1443 H jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022,” ungkap Andi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved