KalselPedia
KalselPedia : Bagagap Iwak di Balangan, Tradisi Empat Desa yang Berlangsung Sejak Puluhan Tahun
Menjala dan bagagap iwak atau menangkap iwak, merupakan satu tradisi yang dilaksanakan setiap tahun di Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Menjala dan bagagap iwak atau menangkap iwak, merupakan satu tradisi yang dilaksanakan setiap tahun di Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalsel.
Kegiatan ini sudah puluhan tahun berlangsung dan setiap tahunnya digelar pasca panen padi yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Dalam artian sebagai bentuk syukur atas panen yang dihasilkan.
Bagagap iwak ini dilaksanakan pada danau yang digunakan oleh empat desa, yakni Desa Inan, Panggung, Maradap dan Galumbang. Tempat tersebut lebih dikenal dengan nama Tabat Besar Kali Meraup.
Setiap tahunnya, warga beramai-ramai membawa anggota keluarganya untuk ikut menangkap iwak atau ikan di danau tersebut. Apalagi ketika kegiatan digelar saat danau sedang minim air atau surut.
Baca juga: Masyarakat Desa Matang Batas Tapin Gelar Tradisi Sedekah Bumi
Baca juga: Cara Membuat Sokko Tumbu Tradisi Orang Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu Saat Lebaran
Tradisi malunta atau menjala dan bagagap iwak ini pula begitu dinikmati oleh warga setempat. Bahkan ratusan warga dari empat desa terlibat secara langsung dalam kegiatan.
Biasanya, bagagap iwak dan malunta berlangsung selama satu minggu dan ikan yang dihasilkan bisa langsung dibawa pulang.
Panitia pelaksana dalam kegiatan begagap juga berasal dari empat desa. Mereka bekerjasama menjalankan kegiatan agar berjalan lancar.
Tidak tanggung-tanggung, pada dua tahun terakhir, pihak panitia juga mengundang Bupati Balangan, Abdul Hadi untuk berhadir. Sehingga kegiatan pun semakin meriah.
Tahun ini pula, berbeda dibanding tahun sebelumnya. Dimana pada kegiatan kali ini menjadi ajang piala bupati yang artinya ada juara untuk perlombaan.
Ada tiga pemenang lomba ditambah juara harapan yang mendapat piala dan uang pembinaan.
Pemenang dinilai berdasarkan besar dan beratnya ikan yang diperoleh.
Baca juga: Tradisi Bersihkan Diri di Tempat Wisata Religi Makam Datu Ahmad Pelaihari Kalsel
Kepala Desa Galumbang, Abidin menceritakan tentang tradisi yang sudah lama berjalan tersebut. Bahkan telah banyak warga yang ikut kegiatan ini sejak kecil hingga tua.
"Kami berupaya agar tradisi ini selalu berjalan setiap tahunnya," ungkap Abidin, Jumat (24/6/2022).
Diketahui pula, tidak ada tanggal atau bulan pasti untuk menjalankan tradisi ini. Namun biasanya akan berlangsung di musim kemarau. (Banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)
