Bumi Tuntung Pandang
Anak-anak di Desa Ini Atraktif Main Kuda Lumping, Bupati Tanahlaut Kagum dan Spontan Berikan Ini
anak-anak Sungai Jelai itu tampil pada acara Manunggal Tuntung Pandang membawakan kesenian kuda lumping dihadapan Bupati Tanahlaut HM Sukamta
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Infiltrasi budaya asing yang begitu kuat di tengah kehidupan modern saat ini secara nyata melunturkan budaya lokal. Generasi muda kian jauh dari seni budaya negeri.
Namun masih ada juga kawula muda yang mau menekuni seni budaya lokal.
Di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), di antaranya kalangan anak-anak di Desa Sungai Jelai, Kecamatan Tambang Ulang.
Catatan banjarmasinpost.co.id, Minggu (3/7/2022), di desa tersebut bahkan ada beberapa orang anak yang menjadi pemain kesenian tradisional kuda lumping. Mereka cukup terampil dan traktif tiap kali tampil.
Terkini, anak-anak Sungai Jelai itu tampil pada acara Manunggal Tuntung Pandang, Jumat kemarin. Seperti biasa, penampilan mereka cukup mengesankan dan membuat Bupatii Tala HM Sukamta kagum.
Apalagi penampilan anak-anak di halaman Kantor Desa Sungai Jelai itu memang khusus untuk menyambut kehadiran orang nomor satu di Bumi Tuntung Pandang ini. Jajaran pejabat teras Pemkab Tala juga turut hadir.
Tak sekadar kagum Bupati Tala bahkan langsung memberikan saweran kepada setiap anak yang tampil sebagai apresiasi "Saya bangga melihat anak-anak yang mau melestarikan budaya seperti kuda lumping ini," ucap Sukamta.
Sukamta mengatakan pelestarian budaya harus tetap dipertahankan. Jangan sampai anak-anak lebih banyak mengenal budaya luar daripada budaya sendiri.
Dikatakannya, mempelajari budaya sendiri dapat menjadi salah satu cara membentuk karakter sebagai orang Indonesia. Terlebih bagi anak-anak generasi muda agar tidak tercabut dari akar budaya bangsa.
Ketua Kelompok Seni Budaya Turonggo Budoyo, Sairun, merasa senang bisa membuat anak didiknya tampil di hadapan para pejabat kabupaten. Apalagi juga hadir Bupati Tala.
Ia menuturkan perlengkapan yang dimiliki saat ini kurang layak. "Mudah-mudahan kegiatan anak-anak seperti ini dapat dukungan penuh dari pemerintah," harap Hairun.
Lelaki tua ini menuturkan kelompok seninya tersebut berdiri sejak 1985. Telah cukup banyak menelurkan berbagai generasi yang telah melestarikan kesenian bangsa. (AOL)
