Berita Tanahlaut
Tambang di Kecamatan Kintap Tanahlaut Dekati Jalan dan Permukiman, Warga Pun Resah
Aktivitas penambang tanpa izin di Kintap Tala, mulai meresehkan warga, karena galian yang mendekati jalan dan permukiman.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Aktivitas penambangan batu bara di wilayah Desa Bukitmulya, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), merisaukan kalangan warga setempat.
Hal itu dikarenakan penambangan emas hitam tersebut kian bergerak mendekati rumah warga serta jalan desa.
Bahkan titik retak mulai menyelubungi sebagian bentang badan jalan setempat.
Penuturan beberapa warga Bukitmulya kepada banjarmasinpost.co.id, Rabu (6/7/2022), aktivitas tersebut dilakukan penambang tanpa izin (peti).
Sejak sekitar satu bulan lalu beroperasional, terutama saat malam.
Baca juga: Ratusan Perusahaan Tambang Belum Bayar Pajak Air Permukaan, DPRD Kalsel Ancam Adukan ke KPK
Lahan yang ditambang mereka sebut berada dalam area tambang PT Arutmin Indonesia.
"Kami berharap pihak Arutmin juga bertindak mengamankan lokasi tambangnya," ucap Pujiarto, warga Bukitmulya.
Warga lainnya, Ahmad Fauzan, mengharapkan adanya perhatian pemerintah terkait aktivitas tambang tersebut.
"Bagaimana supaya tidak meresahkan warga di sini. Kalau pun ditambang jangan sampai merugikan masyarakat, harus sama-sama biar tidak ada yang dirugikan," tandasnya.
Senada diutarakan tokoh warga setempat, H Kusairi.
Ia mengaku kian waswas oleh aktivitas penambangan tersebut karena kian mendekati lingkungan tempat tinggalnya.
"Saat ini jaraknya dengan rumah saya sekitar 50 meter," sebutnya.
Mengenai hal itu, Kepala Desa Bukitmulya, Suparno, saat dihubungi mengatakan aktivitas penambangan tersebut memang dikeluhkan warganya.
Terutama warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi tambang di empat rukun tetangga (RT).
Ia menyebutkan rumah yang terdampak sekitar lima hingga enam rumah di wilayah Dusun 4.
"Kalau yang berdekatan dengan jalan di lokasi lainnya lagi. Kalau putus sih belum, saat ini sudah ada yang retak badan jalannya. Itu jalan di dalam permukiman," sebut Suparno.