Sri Lanka Bangkrut
Kala Pengunjuk Rasa Kuasai Istana Presiden Sri Lanka, Ramai di Kolam Renang dan Temukan Uang Tunai
Pengunjuk rasa menguasai istana presiden Sri Lanka. Krisis ekonomi membuat Sri Lanka bangkrut dan kini presiden Sri Lanka dituntut mundur.
Polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk menghentikan para pengunjuk rasa yang marah.
Sementara itu, Pemadam Kebakaran Dewan Kota Kolombo (CMC) mengatakan, mereka diberitahu bahwa kediaman pribadi Wickremesinghe di Kolombo dibakar dan timnya tidak dapat mencapai lokasi karena kerusuhan.
Wickremesinghe, yang diangkat sebagai Perdana Menteri pada Mei, telah mengumumkan akan mengundurkan diri untuk memastikan kelangsungan pemerintahan dan keselamatan semua warga negara.
Baca juga: Sempat Mangkir, Dewas KPK Kembali Tak Bisa Pastikan Lili Pintauli Bisa Hadir Sidang Etik
Di sisi lain Gotabaya Rajapaksa juga setuju untuk mundur dari jabatannya.
Pengunjuk Rasa Tetap Duduki Istana
Para pemimpin aksi protes di Sri Lanka mengatakan pada Minggu (10/7/2022) bahwa mereka akan menduduki istana kepresidenan dan kediaman perdana menteri sampai keduanya benar-benar mundur dari jabatannya.
Pernyataan tersebut dikeluarkan selang sehari setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengumumkan akan mengundurkan diri.
Pada Sabtu (9/7/2022), ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana dan kantor Rajapaksa serta kediaman Wickremesinghe.
Rajapaksa akan mundur pada 13 Juli sedangkan Wickremesinghe juga akan mundur untuk mengizinkan pemerintah sementara dari semua partai mengambil alih, menurut ketua parlemen.
“Presiden harus mengundurkan diri, perdana menteri harus mengundurkan diri, dan pemerintah harus pergi,” kata penulis drama Ruwanthie de Chickera dalam konferensi pers di lokasi protes utama di Kolombo.
Diapit oleh para pemimpin aksi protes lain, de Chickera menuturkan bahwa massa tidak akan keluar dari kediaman presiden dan perdana menteri sampai keduanya benar-benar mundur.
Meski ketenangan telah kembali ke jalanan Kolombo pada Minggu, orang-orang Sri Lanka yang penasaran berkeliaran di istana presiden yang telah diduduki massa.
Baca juga: Hari Ini Petinggi ACT Diperiksa Mabes Polri, Mantan Presiden ACT Ahyudin dan Presiden Ibnu Khajar
Anggota pasukan keamanan, beberapa dengan senapan serbu, berdiri di luar kompleks istana tetapi tidak menghentikan orang untuk masuk.
“Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya,” kata BM Chandrawathi kepada Reuters.
Chandrawathi bekerja sepagai penjual saputangan, ditemani oleh putri dan cucunya, dan dia mencoba sofa mewah di kamar tidur lantai pertama.
