Selebrita

Komentar Artis India Ini di IG Ayu Ting Ting Bikin Heboh, Shashank Vyas 'Jagdish Singh' Tulis Ini

Ayu Ting Ting dulu dengan artis India Shaheer Sheikh. Kini, putri Ayah Ozak dihebohkan dengan Shashank Vyas si Jagdish Singh di Balika Vadhu.

Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Murhan
Instagram shashankvyas/ayutingting92
Ayu Ting Ting Bilqis Khumaira Razak dan Shashank VyAs. 

Kebanyakan dari mereka merasa takut bahwa mereka mungkin kehilangan pasangan mereka sebagai akibat dari perbedaan tersebut.

Toshi juga merasakan hal serupa terhadap Jane.

"Saya tidak pernah merasa lebih takut untuk kehilangan dia, ketika kami berada di dalam kereta dari Bandara Narita."

"Bayangkan saja, saya rasa Jane hanya berbicara tak lebih dari tiga kata saat kami berada dalam perjalanan itu," ungkap Toshi.

Baca juga: Kerap Dijodohkan Rujuk Dengan Gading Martin, Gisel Beri Jawaban Santai serta Singgung Gempi

Baca juga: Lihat Penambakan Sapi Raksasa Para Artis Saat Idul Adha, Ada Milik Raffi Ahmad Hingga Atta

Apa yang dapat kita dan pasangan kita lakukan?

Berusahalah untuk mengetahui dan mengenali perbedaan dalam diri kita di antara bahasa-bahasa itu.

Lihat juga pada pasangan kita. Bicarakan apa arti perbedaan ini, dan bagaimana perasaan kita tentang masalah yang mungkin dia hadapi.

Tapi jangan terlalu memaksakannya. Kita tidak bisa memaksa perubahan mendadak dan kita tidak bisa mengharapkan orang untuk selalu menjadi seperti yang kita ingin.

Memahami dari mana asalnya, dan membuat perubahan kecil dalam rutinitas harian untuk membentuk hubungan yang seimbang antara "kesempurnaan yang dia harapkan" dan "standar normal bagi dia".

Langkah itu adalah perkembangan alami yang akan membantu lahirnya rasa nyaman dalam hubungan.

Dengan begitu, saat kita kembali kerutinitas perasaan "asing" mengapa kita bersama dia, tak akan muncul.

2. Memahami dan menghargai kedua budaya secara setara

Ketika kita secara alami cenderung menghargai pengalaman dan kebiasaan kita sendiri, dan memperlakukan pengalaman pasangan dengan 'kurang hormat', maka tak akan pernah ada hasil positif dalam hubungan itu.

Pengalaman yang dialami pasangan Sarah dan Masa bisa menjadi pelajaran.

Sarah adalah seorang perempuan dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, tapi dia pun mampu berbicara dalam bahasa Jepang.

Sementara Masa adalah lelaki Jepang, yang juga mampu berbicara dalam bahasa China.

Dengan demikian, bahasa percakapan pasangan ini umumnya memakai bahasa Jepang.

Masalah kerap hinggap pada Sarah, yang kadang kesulitan dengan kosa kata dan 'rasa', ketika berkomunikasi dengan Masa, atau dalam hal lain.

Sarah pun berjuang untuk menemukan padanan dalam bahasa Inggris yang setara. Hal ini paling sering terjadi saat mereka menonton TV atau film bersama.

"Terkadang seorang komedian mengatakan beberapa ungkapan yang terdengar sangat biasa, enggak lucu bagi saya."

"Padahal, Masa sampai terpingkal-pingkal. Lalu, dia mencoba menjelaskan cerita itu kepada ku, dan hasilnya tetap tidak lucu. Saya jadi kehilangan minat," kata Sarah.

Di sisi lain, saat Sarah ingin menjelaskan aspek budaya Barat, Masa mengatakan bahwa dia merasa perlu melihat ke Wikipedia.

Dengan cara itu, Masa mengaku bisa memahami secara lebih dalam tentang -misalnya, mengapa memasang figur malaikat di puncak pohon natal jadi begitu penting bagi Sarah.

“Memasang pohon natal adalah tradisi di keluarga. Tapi ketika Sarah bersedih karena tak bisa mendapatkan sosok malaikat untuk dipasang di pohon natal, awalnya saya pikir dia 'lebay'," kata Masa.

"Setelah dia menjelaskan tentang tradisi di keluarga dia, saya pun mencari tahu tentang sejarah pohon natal, akhirnya saya bisa mengerti kenapa hal yang menurut saya sepele, menjadi begitu penting bagi Sarah," papar Masa.

Apa yang dapat kita dan pasangan kita lakukan?

Berada dalam hubungan multibahasa, terutama saat salah satunya hanya menguasai satu bahasa, dapat mendatangkan kesulitan tersendiri.

Ada kendala untuk berbagi latar belakang budaya yang unik, yang memerlukan pemahaman keduanya.

Meskipun kadang tak disadari, memiliki latar belakang budaya sama -atau memahami budaya tersebut, seringkali merupakan bagian penting dari sebuah hubungan.

Jadi, jika kita tidak mau belajar atau setidaknya menghargai, maka kita mungkin akan mengalami masa berat dalam relasi tersebut.

Hubungan multi bahasa membutuhkan sedikit kesabaran, usaha untuk memahami orang lain, dan kesadaran konstan untuk tak memprioritaskan budaya dan bahasa sendiri, terhadap pasangan kita.

Keita, seorang warga Jepang memberikan masukan: "Jika ada liburan atau kejadian yang penting bagi kita, kita harus mempersiapkan penjelasan tentang itu untuk pasangan kita."

"Kemudian kita bisa menjelaskan mengapa hal itu penting, atau mengapa sesuatu hal dilakukan dengan cara tertentu, itu akan lebih mudah."

"Saya mulai melakukan itu, dan pasangan saya, Kate, lebih tertarik untuk berbagi pengalaman dengan saya, saat saya menjelaskan hal-hal itu terlebih dahulu," kata Keita.

Jadi, strategi utama untuk membuat koneksi semacam ini berjalan baik adalah menunjukkan minat pada pengalaman pasangan pasangan.

Ini tidak hanya akan menunjukkan kepada dia bahwa kita peduli, tapi juga membantu kita mempelajari sesuatu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.

Juga, merupakan kesempatan untuk membangun kenangan dan kesamaan bersama, sebuah langkah kunci untuk membangun hubungan yang sehat.

Pada akhirnya, sama seperti dalam hubungan monolingual apa pun, semua bermuara pada kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan kesadaran diri penuh.

Tetapi, hubungan multibahasa membutuhkan sedikit kesabaran, usaha untuk memahami orang lain, dan kesadaran konstan untuk tak memprioritaskan budaya dan bahasa kita atas pasangan kita.

Baca juga: Tindakan Sohwa pada Ameena Putri Aurel Atta Saat Gen Halilintar Pulang Nanti, Isi Hp Terkuak

Baca juga: Uangnya Diambil, Dewi Perssik yang Baru Dicerai Angga Wijaya Ngamuk: Memalsukan Tandatangan Saya

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved