Pesta Panen Dayak Deah Balangan
Mesiwah Pare Gumboh Dayak Deah Balangan Suguhkan Berbagai Ritual saat Kegiatan
MGP digelar di Balai Adat Desa Liyu yang dibangun oleh warga, berbagai ritual adat dilangsungkan dalam kegiatan selama tiga hari.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Setiap tahunnya, warga Suku Dayak Deah Desa Liyu dan Desa Gunung Riut, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan menggelar aruh adat.
Dikenal sebagai Mesiwah Pare Gumboh, acara sakral ini merupakan pesta panen yang dilakukan oleh masyarakat adat setempat.
Berbagai ritual adat dilangsungkan dalam kegiatan selama tiga hari.
Hal itu sebagai bentuk syukur masyarakat atas hasil panen yang didapati.
MGP digelar di Balai Adat Desa Liyu yang dibangun oleh warga.
Baca juga: Mesiwah Pare Gumboh Desa Liyu Balangan, Regenerasi Budaya Dayak Deah
Tempatnya pun dibuat cukup representatif untuk menggelar sejumlah kegiatan.
Apalagi yang melibatkan orang banyak.
Ada beberapa ritual adat penting yang wajib dijalankan pada Mesiwah Pare Gumboh.
Di antaranya, ritual nyerah ngemonta, ritual ngemonta, ritual tombai, ritual nengkuat mulukgn, ritual besoyokng dan mengudang.
Disampaikan oleh Ketua Pokdarwis Desa Liyu, sekaligus Panitia Pelaksana, Megi, selain beberapa ritual tersebut, ada pula ritual yang tak kalah penting untuk dijalankan.
Baca juga: Akan Diadakan Tiga Hari, MGP Dayak Deah Balangan Sematkan Tema Liyu Go Green
"Biasanya akan selalu ada kegiatan tambahan, semisal balian, karungan, dan tawas jaa," ucap tokoh pemuda di Desa Liyu ini.
Namun pada tahun ini ritual tawas jaa tidak digelar.
Pasalnya, upacara tersebut merupakan ritual yang diadakan untuk tolak bala saat pandemi melanda.
Sekarang sebut Megi, karena pandemi sudah menurun, maka ritual Tawas Jaa pun tidak digelar.
(Banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)