Religi
Tradisi Gotong Royong Membuat Bubur Asyura di Kalsel, Simak Cara Membuat dan Bahan Diperlukan
Tradisi membuat bubur secara gotong di hari Asyura sudah umum dilakukan masyarakat Kalimantan Selatan.
Berikut ini Banjarmasinpost.co.id himpunkan resepnya dari carabuatresep.blogspot.com.
RESEP BUBUR ASYURA
Tiap 10 Muharram, umat Islam di Kalimantan Selatan menggelar tradisi khusus, yaitu Puasa Asyura. (banjarmasinpost.co.id/yayu)
BAHAN :
50 gram beras, cuci bersih
200 cc santan cair/encer
100 cc santan kental
1/2 sdt garam
1 lembar daun salam
Baca juga: Doa Awal dan Akhir Tahun Hijriyah, Ustadz Abdul Somad Berikan Penjelasan Tentang 1 Muharam
BAHAN PELENGKAP :
Abon daging sapi
Sambal goreng kering tempe
Dadar telur, dipotong tipis
Bawang goreng
Cabai, potong halus, digoreng
Kacang kedelai goreng
Daun kemangi
Biji delima atau jeruk bali
CARA MEMASAK BUBUR ASYURA KHAS BANJARMASIN :
Rebus santan cair, masukkan beras, garam dan daun salam. Masak hingga beras lunak.
Masukkan santan kental, masak terus hingga menjadi bubur.
Sajikan bubur selagi hangat dengan bahan pelengkap.
FAKTA UNIK BUBUR ASYURA
Selain itu, ada banyak lagi fakta unik tentang tradisi pelaksanaan puasa 10 Muharram dan bubur Asyura di Kalimantan Selatan, berikut ulasannya:
1. Bubur Asyura tak memiliki resep khusus. Biasanya, bahan dan rempah-rempahnya sembarang saja, sesuai dengan apa yang dimiliki pembuatnya. Hal ini didasarkan pada apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW saat berpuasa Asyura, yaitu mencampurkan bahan apa saja yang dimiliki dimasak menjadi bubur lalu disantap untuk menu berbuka puasa. Hal ini kemudian menyebar di antara umat Islam dan diikuti serta dijadikan tradisi hingga sekarang.
2. Bahannya harus 41 macam, jika tak mencapai jumlah itu, pernah juga ada yang mencampurkan batu dan lumut untuk melengkapi syarat tradisi itu. Ini berdasarkan kisah-kisah dari para orang tua dulu.
Baca juga: Bupati HSS H Achmad Fikry Ajak Masyarakat Berpartisipasi Melalui Saprah Amal
3. Mengapa harus 41 macam? Karena angka 41 sangat sakral bagi orang Banjar. Hal ini berkaitan pula dengan tradisi orang Banjar yang dulu beragama Hindu yaitu membuat persembahan kue berjumlah 41 jenis, biasanya khusus di acara-acara kalangan bangsawan saja. Setelah Islam datang, tradisi kue 41 dan angka sakral tersebut tetap dilestarikan.
4. Setelah matang, bubur itu dibacakan doa selamat oleh para lelakinya yang berkumpul di masjid atau musala, baru kemudian dibagikan ke warga.
