Religi
Buya Yahya Paparkan Waktu Menunaikan Shalat Isyraq, Simak Juga Keutamaan Shalat Sunnah Ini
Buya Yahya menjelaskan waktu mengerjakan Shalat Isyraq, simak juga niat dan tata cara shalat sunnah ini
BANJARMASINPOST.CO.ID - Berikut ini waktu mengerjakan Shalat Isyraq. Simak penjelasan Buya Yahya mengenai shalat sunnah ini.
Shalat Isyraq adalah shalat sunnah yang memiliki keistimewaan besar jika rutin dikerjakan.
Sangat baik sebelum memulai aktifitas pagi untuk mengerjakan shalat sunnah ini.
Buya Yahya pun menuturkan shalat sunnah ini dikerjakan sebelum Shalat Dhuha.
Baca juga: Doa Ketika Mengenakan Pakaian, Buya Yahya Jelaskan Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW
Baca juga: Amalan Puasa di Bulan Muharram, Ustadz Abdul Somad Sebut Lebih Afdhol 3 Hari Tanggal 9, 10, dan 11
Shalat Isyraq adalah salah satu shalat sunnah yang dianjurkan dan memiliki keutamaan.
Umat Islam yang melaksanakan ibadah shalat sunnah termasuk Shalat Isyraq, akan mendapatkan pahala.
Shalat isyraq dikerjakan pada pagi hari, yang mana waktu pelaksanaannya mensekati shalat dhuha.
Bagaimana tata cara Shalat Isyraq?
Buya Yahya menjelaskan terdapat perbedaan pendapat tentang adanya shalat Isyraq.
Menurut Imam al-Ghazali, Imam as-Suyuthi, dan Syekh Alil Muttaqi al-Hindi, shalat Isyraq bukan shalat Dhuha, sedangkan menurut kebanyakan ulama adalah shalat Dhuha.
Dalil yang mendasari kesunnahan shalat Isyraq di antaranya adalah hadits berikut:
كَانَ إِذَا أَشْرَقَتْ وَارْتَفَعَتْ قَامَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَإِذَا انْبَسَطَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ فِي رُبُعِ النَّهَارِ مِنْ جَانِبِ الْمَشْرِقِ صَلَّى أَرْبَعًا (رواه الترمذي والنسائي وابن ماجه من حديث علي)
Artinya, “Ketika matahari terbit dan mulai naik (satu atau dua tombak) maka Rasulullah ﷺ berdiri dan shalat dua rakaat; dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur dalam seperempat siang maka beliau shalat empat rakaat.” (HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah dari hadits Ali t).
Baca juga: Doa Ketika Diterpa Musibah Dijelaskan Ustadz Khalid Basalamah, Allah SWT Ganti Menjadi Lebih Baik
(Abdurrahman bin Husain al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr fî Takhrîji Mâ fil Ihyâ’ ‘anil Akhbâr pada Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn, [Dârul Kutubil Islamiyyah], juz I, h. 197).
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ مِنْ مَطْلَعِهَا قِيْدَ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ كَقَدْرِ صَلَاِة الْعَصْرِ مِنْ مَغْرِبِهَا صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ أَمْهَلَ حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ الضُّحَى صَلَّى أَرْبَعًا. (رواه الترمذي والنسائي وابن ماجه من حديث علي. حسن)