Berita Banjarmasin
Program Sekolah Penggerak, Tim Kemendikbudristek Tinjau SMA IT Ukhuwah Banjarmasin
Kedatangan tim Kemendikbudristek untuk melihat secara langsung pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMA IT Ukhuwah.
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - SMA Islam Terpadu (IT) Ukhuwah Banjarmasin, menjadi satu dari dua Sekolah Penggerak di Kalsel, yang dikunjungi oleh tim Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek).
Kedatangan tim kementrian ini, untuk melihat secara langsung pelaksanaan Program Sekolah Penggerak.
Selain itu juga tim ini ingin melihat secara langsung proses belajar, yang dilakukan oleh pengajar yang sudah berstatus Guru Penggerak.
"Karena waktu kami terbatas, kami hanya mengunjungi dua sekolah, SMP Negeri 1 Banjarmasin, dan SMA IT Ukhuwah ini," kata perwakilan Kemendikbudristek, Danasmoro Brahmantyo, Kamis (21/7/2022).
SMA IT Ukhuwah sendiri telah melaksanakan Program Sekolah Penggerak, sejak 2021 lalu.
Baca juga: Anggota DPRD Kotabaru Apresiasi Prestasi SMAN 1 Pamukan Utara Lulus Program Sekolah Penggerak
Baca juga: Kemendikbud Pilih Pemerintah Kabupaten Banjar untuk Jalankan Program Sekolah Penggerak
Selain itu sekolah ini sudah memiliki dua tenaga pendidik berstatus Guru Penggerak, setelah mengikuti pelatihan di tingkat pusat.
"Kemudian juga ada lima tenaga pendidik kami yang saat ini sedang mengikuti pelatihan dan lima lagi yang menunggu status calon Guru Penggerak," kata Kepala SMA IT Ukhuwah Banjarmasin, Khairul Hadi.
Kedepan Hadi berharap agar semua tenaga pendidik di SMA IT Ukhuwah Banjarmasin, bisa ditetapkan sebagai Guru Penggerak.
"Secara keseluruhan tenaga pendidik kami berjumlah 26 orang, kami berharap semuanya bisa menyandang status Guru Pengerak," ucapnya.
Baca juga: Dukung Pencegahan Stunting, Baznas Banjarmasin Berikan Pendampingan dan Layanan untuk 50 Ibu Hamil
Ada sejumlah perbedaan mendasar dalam penerapan Program Sekolah Penggerak tersebut.
Di antaranya struktur pengelompokan kelas, bila pada Kurikulim 2013 mengelompokkan siswa dalam kelas IPA, IPS dan Bahasa, pada Kurikulum Merdeka ini hal tersebut ditiadakan.
Kemudian pada konsep kurikulum yang bertujuan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Dengan kata lain proses pembelajan dirancang untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, selain siswa menguasai materi dan juga keterampilan.
Lalu juga ada perbedaan pada perangkat pembelajaran, seperti tujuan, alur tujuan, dan capaian pembelajaran.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)