Berita Banjarbaru
Tingkatkan Produktivitas Tanaman Ramah Lingkungan, Tim PDWA ULM Kenalkan Konsep Ecofarming
Ecofarming adalah salah satu konsep dalam budidaya tanaman atau strategi berusahatani, bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Tim Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof Dr Ir Salamiah, MS, Ir Helda Orbani Rosa, M P, Dewi Fitriyanti, S P, M P dan M Indar Pramudi,S P, M P melakukan penyuluhan dan bimbingan teknis tentang Ecofarming.
Kegiatan itu melibatkan Kelompok Tani Mekar Sari, Tegal Arum, di Kecamatan Landasan Ulin, Mahasiswa Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian ULM, POPT, dan PPL wilayah Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalsel.
Ecofarming adalah salah satu konsep dalam budidaya tanaman atau strategi berusahatani, yang dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan memperhatikan harmonisasi antara manusia dengan lingkungan serta bersifat ekonomis.
Upaya ini berfokus pada pengelolaan limbah pertanian menjadi berbagai produk yang dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pertanaman, seperti kesuburan tanah, masalah serangan organisme pengganggu tanaman, dan masalah-masalah pertanian lainnya.
Baca juga: Mahasiswa PKM ULM Ajarkan Warga Satui Kabupaten Tanbu Cegah Kolesterol dengan Pendekar
Baca juga: Dampak Kenaikan BBM, Dosen FEB ULM Prof Handry Imansyah : Bersiap Hadapi Ancaman Inflasi
Limbah pertanian akan dijadikan sebagai pupuk bokashi, vermi kompos, pupuk organik cair, larutan mikroorganisme (MOL), pupuk hijau, kompos dan eco enzyme.
"Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan," kata Ketua Tim PDWA ULM, Prof Dr Ir Salamiah, MS, Selasa (6/9/2022).
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dinilai dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Sebab sumber bahan untuk pupuk organik beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia/hara yang sangat beragam pula, sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.
Diungkapkan Prof Salamiah, pupuk organik atau bahan organik tanah merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, selain itu peranannya juga cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah serta lingkungan.
Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman umumnya sangat sedikit mengandung bahan berbahaya bahkan hampir tidak ada.
Sedangkan penggunaan limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos/pupuk organik cukup mengkhawatirkan, karena banyak mengandung bahan berbahaya seperti misalnya logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan.
Baca juga: Cek Harga Komoditas, TPID Kotabaru Turun ke Lapangan Temui Pedagang di Pasar Kemakmuran
Baca juga: Petani Kandanganlama Kabupaten Tanahlaut Rela Urunan dan Gotong-royong Perbaiki Jembatan
Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini justru terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.
"Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang tidak mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun," ujar Prof Salamiah.
Kegiatan ini diikuti dengan kunjungan lapangan hasil demplot.
Di akhir setiap kegiatan, diberikan kesempatan kepada semua peserta yang berpartisipasi, mengkaji lebih dalam tentang materi yang disampaikan dengan mengajukan pertanyaan dalam forum diskusi.
"Semua peserta berhasil memperoleh alih teknologi pembuatan dan pemanfaatan eco enzyme, Mikoorganisme lokal (MOL), pupuk organik plus, dan pestisida nabati yang diaplikasikan ke tanaman bawang merah dengan pertumbuhan yang sangat bagus," jelasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)