Berita Tanahlaut

Pengelola SPBU di Tanahlaut Mulai Terapkan My Pertamina, Sinyal Tak Stabil Kerap Jadi Kendala

Pengelola SPBU di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), saat ini mulai menerapkan aplikasi My Pertamina.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
INPUT - Petugas SPBU 64-70807 di Saranghalang, Pelaihari, menginput nopol pengemudi mobil yang hendak membeli pertalite, Kamis (8/9/2022) siang. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), saat ini mulai menerapkan aplikasi My Pertamina.

Di antaranya di SPBU 64-70807 di kawasan Jalan A Yani, Kelurahan Saranghalang, Kecamatan Pelaihari.

Pantauan, Kamis (8/9/2022) pagi hingga siang, terjadi antrean meski tak sampai ke jalan raya setempat.

Namun pemandangan seperti itu sebelumnya tak pernah terjadi. Biasanya bahkan cenderung lapang atau lengang, sangat jarang terjadi antrean untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) pertalite.

"Memang sejak awal September tadi seiring dimulainya penerapan aplikasi My Pertamina, pengisian BBM sedikit agak lama karena kami mesti menginput data nomor polisi (nopol) sehingga akhirnya terjadi antrean," ucap Maulida Andriyani, bagian administrasi SPBU Saranghalang.

Baca juga: Beli Pertalite di SPBU di Kandangan Kabupaten HSS Kalsel Harus Pakai Aplikasi My Pertamina

Baca juga: Daftar 50 Kota Gunakan My Pertamina Beli Pertalite, Jakarta, Banjarmasin dan Banjarbaru Termasuk

Ia menerangkan ketidakstabilan sinyal internet kerap menjadi kendala.

"Kadang belum sampai pada tahap mengunggah foto, jaringannya sudah muter-muter terus, lama. Padahal ada tiga halaman isian yang harus diisi untuk mendaftar sebagai pengguna pertalite di My Pertamina," jelasnya.

Dalam keadaan seperti itu pihaknya kemudian meminta pengemudi untuk melanjutkan menuntaskan pendaftaran tersebut di rumah.

"Selalu kami jelaskan tata cara pendaftarannya hingga mendapatkan QR atau barcode," tandas Maulida.

Dikatakannya, penerapan My Pertamina saat ini masih difokuskan pada kendaraan roda empat.

Tiap pengemudi roda empat yang datang selalu ditanyai apakah telah memiliki QR/barcode atau belum.

Jika belum, jelas Maulida, maka akan diinput nopolnya dan disarankan segera mengunduh aplikasi My Pertamina lalu melakukan pendaftaran pada item Datar & Transaksi.

"Kalau sinyal stabil, langsung kami minta menepikan kendaraannya dan kami pandu untuk mengunduh My Pertamina kemudian melakukan pendaftaran," jelas Maulida.

Apakah yang belum punya QR/barcode tidak dilayani? ."Tetap kami layani, tetap bisa mendapatkan pertalite dengan lebih dulu kami input nopolnya. Sembari kami minta untuk segera mengunduh My Pertamina dan melakukan pendaftaran," paparnya.

ANTRE - Suasana antrean pengemudi kendaraan bermotor di SPBU 64-70807 di Saranghalang, Pelaihari, Kamis (8/9) siang.
ANTRE - Suasana antrean pengemudi kendaraan bermotor di SPBU 64-70807 di Saranghalang, Pelaihari, Kamis (8/9) siang. (Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)

Sebagian besar pengemudi kendaraan roda empat yang datang ingin membeli pertalite, sebut Maulida, belum bisa menunjukkan atau belum punya QR/barcode.

Baca juga: Pendaftaran Kendaraan dengan Aplikasi My Pertamina Mulai 1 Juli, Banjarmasin Masuk Daftar

Lebih lanjut ia menerangkan bagi warga yang telah sukses mendaftar dan memiliki QR/barcode, maka untuk kemudahan membeli pertalite, QR tersebut dapat dicetak dan disimpan. 

"Jadi, tiap kali hendak membeli pertalite di SPBU tinggal menunjukkan QR/barcode tersebut," pungkasnya.

(banjarmasinpost.co.id/idda royani)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved