Selebrita

Kondisi Ruben Onsu Setelah Dihimpit Dua Penyakit Ini, Diminta Segera Dokter Yang Lain di Singapura

Demi bisa kembali pulih dan membaik lagi, Ruben Onsu suami Sarwend diharuskan terbang ke Singapura. Ayah sambung Betrand Peto sedih.

Editor: Edi Nugroho
Instagram/sarwendah29/tribunwow.com
Sarwendah dan Ruben Onsu. Ruben Onsu, suami Sarwendah, menderita dua penyakit sekaligus empty sella syndrome dan penyempitan sumsum tulang belakang. Ayah sambung Betrand Peto ini harus rutin melakukan cek darah untuk mengetahui kondisi sakit parahnya itu. 

"Jadi ada tahap berikutnya, minimal pantauan dari dokter itu penting, minimal membaik gitu," ucapnya.
Diharuskan rutin cek darah ternyata membuat Ruben Onsu merasakn trauma yang serius.

Ia mengaku kerap takut dan khawatir saat kondisi darahnya di cek.

Pasalnya tak hanya satu kantong, darah Ruben Onsu harus diambil 15 kantong.

"Cuma yang paling deg-degan itu ketika diminta check up, sekali diambil darahnya itu 15 botol," jelasnya.

Lantas hal itu membuat Ruben Onsu trauma karena darah yang diambil dalam jumlah banyak.

"Jadi saya trauma juga, hah diambil 15, berkurang lagi darah gue, jadi ada rasa khawatir," lanjutnya.

Ruben Onsu mengungkapkan darah yang diambil harus secara rutin setiap satu bulan sekali.

Namun, jika kondisinya memburuk, Ia diharuskan untuk pengambilan darah per dua minggu.

"Kalau ke dokter itu sebulan sekali tu pasti ambil darah," jelasnya.

"Kecuali ketika hasilnya kurang bagus, paling dokter minta lebih cepat lagi, di dua minggu," tambahnya.

Hal itu dilakukan Ruben Onsu untuk bisa kembali sehat dan sembuh dari sakit yang diderita.

Pengaruh Sugesti pada Manjur Tidaknya

Apa yang kita tanamkan pada alam bawah sadar atau biasa disebut sugesti, ikut memengaruhi pada manjur tidaknya obat yang diminum.

Ada sebagian pasien yang merasa lebih baik setelah minum obat tertentu meski sebenarnya obat tersebut tidak bekerja. Kondisi itu disebut juga dengan "efek plasebo".

Sebaliknya, ada juga pasien yang mengalami gejala-gejala dan efek samping obat hanya karena mereka diberitahu akan kemungkinan efek samping obat. Hal ini disebut "efek nocebo".

Karena itulah para petugas kesehatan disarankan untuk memilih kata-kata dengan tepat saat berbicara dengan pasien.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved