Religi
Larangan Buka Usaha di Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, Buya Yahya : Tidak Mendasar
Ada mitos larangan membuka usaha di bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. Buya Yahya mengingatkan hal tersebut tidak mendasar.
Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID - Ada mitos larangan membuka usaha di bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. Buya Yahya mengingatkan hal tersebut tidak mendasar.
Penceramah Buya Yahya menguraikan fakta dibalik mitos-mitos di bulan Rabiul Awal atau bulan maulid Nabi.
Buya Yahya merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah kerap mendengar hal-hal yang dilarang ketika memasuki bulan Rabiul Awal.
Ditegaskan Buya Yahya, mitos atau larangan tersebut tidak berdasar dan tidak dapat dipercaya kaum muslimin.
Baca juga: Jangan Lupa Tahajud di Malam Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, UAH Ungkap Waktu Pelaksanaan
Baca juga: Jelang MTQ Nasional XXIX Kalsel, Venue di Masjid Jami Banjarmasin Hampir Rampung
Diketahui saat ini telah memasuki bulan Rabiul Awal 1444 Hijriyah atau bulan ketiga sistem penanggalan Islam, yang mana disebut juga bulan maulid Nabi.
Buya Yahya menuturkan ada sebagian orang yang menyebarkan mitos jika di bulan Maulid Nabi atau Rabiul Awal akan menyebabkan hidup menjadi sial.
"Beredar larangan di bulan Maulid Nabi, misalnya membangun rumah, memulai usaha di bulan Rabiul Awal bisa bangkrut atau celaka, yang percaya bangkrut dan yang tidak percaya untung," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Ia menambahkan bulan maulid adalah bulan pembuka, justru umat Islam senantiasa hendaknya berhusnudzhon kepada Allah SWT.
Percaya dan yakin kepada Allah bahwasanya di bulan Maulid Nabi Allah akan membuka sesuatu yang baik.
Buya Yahya menegaskan tidak ada bulan yang menyesatkan dan merugikan, rugi ketika kita melakukan maksiat.
Selain bulan Rabiul Awal, ada sejumlah bulan lainnya yang dianggap bulan sial misalnya Safar dan Zulkaidah yang dilarang untuk menikah.
Hal tersebut tidak benar, semua bulan dalam kalender Hijriyah baik dan bagus untuk menikah.
"Tidak ada bulan kejepit, kapit, sial, bulan beruntung semuanya, dan ingat, hadist qudsi, Allah berdasarkan bagaimana hamba-Nya menduganya," urai Buya Yahya.
Jikalau menduga bangkrut, maka akan terjadi bangkrut, kalau menduga untuk maka akan untung.
Keyakinan di suatu daerah di Indonesia yang mengatakan akan ada sesuatu terjadi misalnya jika nasi busuk atau gelas pecah, maka yang akan terjadi sesuai prasangka tersebut.
Berprasangka buruk kepada Allah hukumnya haram, sehingga sebagai hamba-Nya harus selalu berprasangka baik.
"Jadi bulan Rabiul Awal bukan bulan sial atau sengsara, melainkan bulan untung dan membawa rahmat," ucap Buya Yahya.
Di bulan Rabiul Awal sebagaimana bulan lainnya, Buya Yahya menuturkan umat muslim hendaknya memperbanyak shalawat, karena keutamaan shalawat luar biasa dan banyak sekali.
Akan tetapi Buya Yahya mengingatkan jangan beribadah untuk mendapatkan imbalan dunia. Beribadahlah maka Allah akan beri dunia.
"Tapi ini kelas iman, kelas ikhlas, ikhlas itu ada martabatnya, martabat paling tinggi beribadah tidak mengharap apa-apa, bahkan surga sekalipun," terang Buya Yahya.
Meski terbilang rendah, seseorang yang yang mengharapkan imbalan dunia dengan membaca shalawat masih diperhitungkan dan boleh atau sah dilakukan selama ikhlas.
Baca juga: Lusa Mulai Masuk Jadwal Ayyamul Bidh di Rabiul Awal 1444 H, UAS Ingatkan Puasa Putih
Fadhilah dan nilai pahala bershalawat kepada Nabi SAW diriwayatkan dalam hadist shahih berikut:
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ
“Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula'." (HR Ahmad).
"Kalau kita bershalawat sekali saja, Allah akan balas 10 kali, balasan dari yang Maha Agung tentu sangat agung," terang Buya Yahya.
Allah Maha Pengasih lagi Penyayang tak pelit dalam memberikan pahala kepada hamba-Nya yang taqwa.

Kasih sayang dan karunia Allah SWT Surat Al-Ahzab Ayat 43
هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۚ وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Huwallażī yuṣallī 'alaikum wa malā`ikatuhụ liyukhrijakum minaẓ-ẓulumāti ilan-nụr, wa kāna bil-mu`minīna raḥīmā
Artinya: Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
Amalan taqwa di antaranya shalawat dapat membuat seseorang terbebas dari masalah.
"Yang tidak bahagia menjadi bahagia, yang dirundung susah akan menjadi penuh kebahagiaan, yang hidupnya sengsara akan diganti dengan kebaikan, yang banyak hutang baca shalawat akan dibebaskan dari hutang," paparnya.
Baca juga: Amalan Sunnah di Hari Jumat Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat Bisa Untuk Laki-laki dan Perempuan
Allah memberikan segala kebaikan baik lahir maupun bathin, karena shalawat yang dibaca.
Buya Yahya menyebut shalawat adalah segala cara mendapatkan solusi, maka jangan ragu untuk bershalawat.
Selain itu, shalawat yang dilantunkan akan melembutkan hati yang keras.
Meskipun demikian, shalawat yang diamalkan hendaknya tidak diniatkan secara khusus untuk mendapatkan imbalan dunia, namun ini kembali pada tingkatan iman seseorang.
"Misalnya shalawatan dan dzikir lama untuk dapat jodoh, hal ini masih lumayan karena mengharapnya kepada Allah SWT. Hanya ini martabat rendah namun lumayan wilayah ikhlas," kata Buya Yahya.
Persoalan lain misal, membaca shalawat dengan niat dagangan laris, sah-sah saja sebab shalawat adalah kunci kesuksesan.
Bacaan Shalawat Nabi Muhammad SAW
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.”
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)