DPRD Kotabaru

Prostitusi dan Peredaran Narkoba Terjadi di Tambang Emas Kotabaru, Ketua DPRD : Tidak Bisa Dibiarkan

Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis, S.Sos pun menyampaikan dukungan penuh atas penertiban aktivitas pertambangan emas ilegal di Kotabaru

Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah
Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis, S.Sos (tengah) hadir konferensi pers hasil penertiban tambang emas illegal. 

BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis, S.Sos pun memberikan dukungan penuh kepada tim gabungan TNI dan Polri yang telah turun menertibkan aktivitas penambangan emas tanpa izin di wilayah Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Apresiasi operasi penertiban dilakukan tim gabungan, merupakan langkah tepat dan cepat mengantisipasi kembali adanya korban tertimbun tanah longsor di lokasi tersebut.

Apalagi dibalik aktivitas penambangan tersebut, seperti adanya kegiatan praktik prostitusi, perdagangan senjata rakitan, premanisme dan kegiatan negatif lainnya.

Paling mengejutkan lagi, di lokasi pertambangan tanpa izin itu, lanjut Syairi Mukhlis terjadi peredaran narkoba yang sangat besar. 

"Ini (peredaran) yang luar biasa. Kalau saya baca di laporan Polres, dalam satu bulan peredaran narkoba lima sampai enam kilogram narkoba," katanya.

Syairi Mukhlis menegaskan, praktik-praktik illegal sempat terjadi di lokasi penambangan tanpa izin sudah tidak bisa dibiarkan.

Kapolres Kotabaru AKBP H.M Gafur Aditya Siregar SIK menunjukan barang bukti dua ons sabu hasil operasi penertiban di lokasi tambang emas illegal di Gunung Kura-kura Kecamatan Sungai Durian, Senin (10/10/2022).
Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis, S.Sos (kiri) hadir konferensi pers hasil penertiban tambang emas illegal (Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)

Memiriskan lagi pekerja-pekerja di sana, bekerja namun tidak ada hasil yang dapat dibawa pulang untuk keluarga.

"Ini yang sangat disayangkan," ucapnya.

Apalagi berdasarkan informasi, pekerja-pekerja yang bekerja di sana tidak satupun yang berasal dari Kotabaru. 

"Dari 1.200 warga yang terdata, 90 persen bukan orang Kotabaru," pungkasnya. (AOL/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved