Ekonomi dan Bisnis
Marak Kejahatan Social Engineering, OJK Beberkan Tips Antisipasi Soceng
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan tips untuk mengantisipasi kejahatansocial engineering
Penulis: Budi Arif Rahman Hakim | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, YOGYAKARTA - Maraknya kejahatan social engineering atau tindak kejahatan yang memanipulasi psikologis korban untuk membocorkan data pribadi juga jadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
OJK pun mengingatkan bahayanya Social Engineering atau yang biasa disebut kejahatan soceng bagi masyarakat khususnya warga Kalimantan Selatan di era serba digital sekarang.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional 9 Kalimantan Biena Hairlambang saat menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Media Gathring - Kinerja Perbankan Kalsel dan Urgensi Modal Inti Bank Kalsel Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Kalsel, yang digelar 2-4 Oktober 2022 di Kantor OJK Regional Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Social Engineering atau Soceng perlu diwaspadai oleh masyarakat Banua. Karena modusnya banyak sekali dan bahkan sudah sangat merugikan masyarakat melebihi investasi bodong," tutur Biena, Kamis (03/11/2022).
Baca juga: OJK Gandeng Bank Kalsel Gelar Business Matching dalam Rangka Bulan Inklusi Keuangan
Baca juga: OJK Ajak Pelaku UMKM Banjarbaru Berivestasi di Pasar Modal
Biena mengungkapkan, hampir sebagian besar kasus Soceng banyak dikarenakan kelalaian oleh masyarakat sendiri, sehingga saat dilaporkan pihak terkait kesulitan melakukan penindakan.
"Bahkan ada juga modus Soceng yang merugikan masyarakat tidak terasa. Sedikit-sedikit mereka ambil uangnya dari rekening setelah mereka mendapatkan kode keamanan kita, lalu kita pun baru menyadarinya setelah uang sudah banyak habis terkuras," tambahnya.
Karena itulah, menurutnya, untuk menghindari Soceng ada sejumlah tips, di antaranya pertama mewaspadai penipu yang mengaku petugas bank.
Baca juga: Strategi OJK Bersama Bank Kalsel Perangi Pinjol dan Arisan Online
"Kedua adalah memeriksa keaslian petugas bank yang menghubungi kita. Lalu ketiga jangan posting data pribadi di media sosial," jelas Biena.
"Kemudian keempat aktifkan two-factor authentification. Kelima atau terakhir adalah aktifkan notifikasi transaksi rekening dan cek histori secara berkala," pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/Budi Arif Rahman)