Obesitas di Tanahlaut
Petugas Medis Sarankan Gadis Obesitas Dirawat di RSHB Pelaihari, Pihak Keluarga Bingungkan Hal Ini
Obesitas yang mendera Nur Sifa Sukma Wati (26), warga Desa Kurau Utara, Kecamatan Bumimakmur, Kabupaten Tanahlaut (Tala)
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID PELAIHARI - Obesitas yang mendera Nur Sifa Sukma Wati (26), warga Desa Kurau Utara, Kecamatan Bumimakmur, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), mendapat atensi khusus petugas kesehatan setempat.
"Selama ini kami selalu melakukan pendampingan dan pengontrolan pada Sukma," ucap Eis Tita Farida dan Tariyana Sulawati, perawat Puskesmas Bumimakmur, Kamis (3/11/2022).
Siang tadi keduanya juga kembali menyambangi Sukma, mengontrol kondisi fisik sulung dari tiga bersaudara, anak dari pasangan (alm) Abdul Gani-Samsiah itu.
Secara umum kondisi kesehatan Sukma, cukup baik. Suara napas yang kadang terdengar agak tersengal karena faktor obesitas (kegemukan). Sekadar diketahui berat badan gadis dewasa ini sekitar 190 kilogram.
Baca juga: Berbobot Sekitar 190 Kg, Perempuan Obesitas di Kurau Utara Tala Ini Juga Penyandang Disablitas
Baca juga: Pemdes Kurau Utara Tala Bikinkan Lantai Tidur, Pengidap Obesitas Ini Tak Lagi Terpapar Banjir Rob
Baca juga: Sabar Rawat Anak Obesitas Disabilitas, Warga Kurau Tala Cuma Dapat Penghasilan dari Menjual Kue
Eis dan Triyana menuturkan selama ini Puskesmas Bumimakmur juga selalu mendampingi Sukma ketika melakukan kontrol ke RSJ Sambang Lihum di Gambut, Kabupaten Banjar.
"Hanya sejak bulan kemarin (Oktober) saja yang tidak bisa lagi dibawa ke sana karena obesitas dan sulit bergerak," sebutnya.
Pihaknya juga telah menyarankan kepada ibunda Sukma agar sang anak yang mengalami obesitas tersebut dibawa ke RSUD Hadji Boejasin (RSHB) di Kota Pelaihari agar mendapat penanganan lebih memadai untuk mengatasi kegemukan.
Namun hingga sekarang belum ada jawaban dari pihak keluarga Sukma.
"Kami juga perlu berkolaborasi dengan Pemdes Kurau Utara jika misal nanti pihak keluarga bersedia Sukma dibawa ke RSHB. Soalnya, titian kayu menuju rumah Sukma sempit dan licin," tandasnya.
Pantauan di lokasi, rumah ibunda Sukma berjarak sekitar 30 meter dari jalan poros (aspal) Kurau. Akses masuknya berupa titian kayu yang reot, di beberapa tempat papan lantai kayunya keropos dan bolong.
Menapaki titian sempit (lebar sekitar satu meter) itu harus hati-hati dan cermat. Pasalnya, salah injak papan lantai tersebut berisiko terperosok ke lubang. Saat ini kondisinya juga licin karena tiap malam sejak sepekan lalu tergenangi banjir rob.
Petugas medis Puskesmas Bumimakmur juga telah mengedukasi ibunda Sukma agar mengatur pola makan yang sehat.
"Sudah kami sampaikan makanan apa saja yang dianjurkan dan yang tidak boleh," tandas Triyana.
Baca juga: Empat Orang Angkat Perempuan Obesitas di Kurau Utara Tala ke Tempat Tidur Tinggi
Mengenai rekomendasi rujukan ke RSHB Pelaihari, Samsiah (ibunda Sukma), mengaku bingung. "Kalau dibawa ke rumah sakit di Pelaihari, siapa yang menjaganya?" ucapnya.
Dirinya tiap malam/subuh sibuk membikin kue dan pagi-pagi berjualan di pasar subuh Kurau Utara hingga sekitar pukul 09.00 atau 10.00 Wita. Sementara dua anaknya yang lain juga bekerja.
Bagaimana jika didampingi relawan selama berada di RS? "Anak saya itu (Sukma) belum tentu mau kalau ditemani orang yang tidak dikenal. Jadi, hal ini yang membuat saya bingung," tandas Samsiah.
(Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)
