Breaking News

Berita Banjarmasin

Waspadai Demam Berdarah, Dinkes Banjarmasin Deteksi Dini Infeksi Dengue di Puskesmas

Dinkes Banjarmasin mewaspadai peningkatan serangan Demam Berdarah Dengue dengan meningkatkan deteksi dini infeksi dengue

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID/RIFKI SOELAIMAN
Satu sudut pada pemukiman warga yang terdampak demam berdarah, seorang anak meninggal beberapa waktu lalu, yakni di Pelambuan, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (2/11/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tren kasus demam berdarah di Banjarmasin hingga kini tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Meski begitu, demam berdarah di Kota Banjarmasin pada bulan September 2022 lalu menyebabkan 3 warga Banjarmasin meninggal dunia. 

“Kalau total kasus DBD sendiri dari bulan Januari sampai Oktober 2022, terdapat 49 kasus. Khusus untuk bulan Oktober nya ada 5 kasus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan, Senin (7/11/2022).

Dituturkan lebih lanjut oleh Ramadhan terkait data DBD tersebut di Banjarmasin, pada bulan Januari terdapat 3 kasus positif, bulan Februari 5 kasus positif, bulan Maret 5 kasus positif, bulan April 3 kasus positif, bulan Mei 5 kasus positif, dan bulan Juni 5 kasus positif. 

“Kemudian melonjak pada bulan Juli terdapat 8 kasus positif DBD, Agustus 8 kasus positif, bulan September 5 kasus positif, dan pada bulan Oktober tercatat 5 kasus positif,” kata Ramadhan menyampaikan data bulanan kasus DBD Kota Banjarmasin.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kalsel Sebut 3 Daerah Berstatus Merah karena Kasus Demam Berdarah Dengue

Baca juga: Kasus Demam Berdarah Meningkat di Kota Banjarmasin, Dua Warga Meninggal

Khusus untuk bulan September sendiri, dari 5 kasus positif DBD tersebut, 3 diantaranya meninggal dunia.

Terpantau pada data tersebut tren kasus DBD di Kota Banjarmasin tak mengalami perubahan yang signifikan. 

Dilanjutkan Kadinkes Kota Banjarmasin tersebut, pihaknya tetap akan meningkatkan kewaspadaan terkait kasus demam berdarah sesuai dengan arahan Kemenkes RI.

“Jadi kita sudah diminta agar meningkatkan kewaspadaan dengan aktif melakukan pengendalian DBD lebih dini. Diantaranya melakukan upaya pencegahan dan pengendalian melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di tempat–tempat umum dan tempat-tempat institusi untuk mencapai Angka Bebas Jentik lebih dari 95 persen,” ujarnya menyampaikan arahan Kemenkes RI.

Baca juga: Selain Lonjakan Covid-19, Ancaman Demam Berdarah Dengue Juga Muncul di Banjarmasin

Selain itu kata Ramadhan, pihaknya juga diarahkan untuk meningkatkan deteksi dini infeksi dengue di puskesmas dengan memeriksa pasien suspek dengue menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen Dengue NS1 atau RDT Combo. 

“Jadi dalam rapid test tersebut dapat digunakan pada suspek Dengue mulai hari pertama sampai kelima setelah demam,” tandasnya. (Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved