Berita Banjarmasin
Riset Pengobatan Tradisional di Kalsel, BRIN Wawancara Penambaaan dan Paurutan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Balitbangda Kalsel melakukan riset pengobatan tradisional di Kalsel
Penulis: Mia Maulidya | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Indonesia kaya akan keanekaragamaan, bahasa, adat, budaya yang luas. Dibalik keanekaragamaan hayati yang luas tentunya menyimpan kekayaan pengobatan tradisional.
Kalimantan Selatan diantaranya yang juga memiliki keragaman pengobatan tradisional.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Selatan, melakukan penelitian yang terfokus di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.
Mereka enam orang periset. Yakni Budi Agung Sudarmanto, Tri Wahyuni, Eka Suryatin, Achril Zalmansyah, Zainal Abidin, dan Wajidi.
"Melakukan upaya eksplorasi kehidupan dinamis masyarakat Banjar berkaitan dengan etnomedisin atau pengobatan tradisional," ucap Ketua tim periset, Budi Agung Sudarmanto, Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Kamis 3 November 2022 Siang Hari Bakal Lebih Panjang, BRIN Berikan Penjelasan
Baca juga: BRIN : Dua Hujan Meteor Terjadi 29-31 Juli 2022 di Indonesia, Bisa Disaksikan dan Ini Waktunya
Menurut Budi dari hasil penelitian tersebut dengan melakukan wawancara kepada praktisi pengobatan tradisional seperti tokoh penambaan dan paurutan.
Praktisi tersebut juga mempraktekan secara detail agar jenis serta fungsi dari yang dilakukanya.
Selanjutnya, para periset pun menggali informasi dari para pasien yang merasakan hasil pengobatan tradisional tersebut.
"Penelitian ini dilakukan agar informasi yang didapat valid dan berimbang. Informasi ini dapatkanya pada acara kegiatan sebelumnya," imbuhnya.
Baca juga: Lakukan Penelitian di Kalsel, Badan Riset dan Inovasi Nasional Eksplorasi Pengobatan Tradisional
Menurut Budi dari hasil eksplorasi tersebut mereka dapat mengetahui pengobatan tradisional yang dilakukan dari jenis-jenis pengobatan tradisional yang ada di lokus penelitian, praktisi pengobatan, tempat praktik pengobatan, media pengobatan, dan fungsi pengobatan tradisional yang dipraktikkan masyarakat Banjar.
Selain itu, para periset juga bersinergi dengan Kebun Raya Banua Kalimantan Selatan untuk mengetahui jenis tanaman obat yang dipakai oleh para praktisi pengobatan tradisional.
Penelitian ini, menurut Budi diharapkan dapat menghasilkan inovasi mutakhir terkait pengobatan tradisional, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan. (Banjarmasinpost.co.id/Mia Maulidya)
