Religi
Cara Shalat Lebih Khusyuk, Ceramah Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Sesuai Dilakukan Sahabat Rasulullah
Ustadz Adi Hidayat mengatakan khusyuk dapat diusahakan dan diraih kaum muslimin yang memahami bacaan shalat, hanya dengan memahami bacaan takbir saja.
Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan kunci shalat menjadi khusyuk bagi umat Islam.
Di kala shalat, Ustadz Adi Hidayat mengatakan khusyuk dapat diusahakan dan diraih kaum muslimin yang memahami bacaan shalat, hanya dengan memahami bacaan takbir saja memiliki kenikmatan tersendiri.
Sehingga bagi yang memahami bacaan shalat, dituturkan Ustadz Adi Hidayat menuturkan shalatnya akan khusyuk sebagaimana yang dilakukan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW.
Shalat adalah salah satu ibadah yang diperintahkan dalam Agama Islam. Terdiri dari fardhu dan sunnah berdasarkan hukumnya.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bacaan shalat hendaknya dipahami, dimulai Takbiratul Ihram, jikalau mengetahui maknanya maka akan mendapatkan kenikmatan dalam beribadah.
Baca juga: Ceramah Buya Yahya Soal Mahar dan Seserahan Hasil Utang, Imbau Jangan Dipaksakan
Baca juga: Doa Sambut Tahun Baru 2023 Lengkap Terjemahan, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
"Abu Bakar Ash-Shidiq Ra saat sudah takbir sangat khusyuk, lalu Ali Bin Abi Thalib Ra pernah kena duri yang sangat tipis, teman Ali Bin Abi Thalib pun menentukan waktu yang tepat untuk mencabut duri tersebut yakni saat sudah memulai shalat diawali Takbiratul Ihram, Allahuakbar, maka dicabutlah duri tersebut, tidak ada perubahan dari ekspresi Ali Bin Abi Thalib, tetap khusyuk melaksanakan shalat," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Rahasia dapat memahami bacaan di antaranya Takbi shalat yakni dibaca di lisan Allahuakbar, diterjemahkan di pikiran Allah Maha Besar.
Sebab jika pikiran tidak mengikuti setan memiliki celah, yaitu setan Khanzab ialah setan penggoda orang shalat. Setan ini akan beraksi ketika umat muslim memulai shalatnya.
"Sampai ada orang shalat yang tidak menyadari jumlah rakaat yang sudah dikerjakan, itu pasti terjadi," kata Ustadz Adi Hidayat.
Sehingga mengetahui makna bacaan shalat menjadi penting untuk menepis atau menangkis bisikan setan.
Ketika telah diterjemahkan pikiran, hati pun meresapi dan berikrar memohon ampun atas kekhilafan dan kesombongan terdahulu.
Setelah takbir hendaknya membaca doa Ifiitah, Ustadz Adi Hidayat mencontohkan salah satu jenisnya.
Baca juga: Anjuran Merutinkan Istighfar, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Bacaan Pendek Hingga Panjang
Doa Ifititah 1
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Allahumma Baa'id baiynii wa baiyna khothooyay kamaa baa'adta baiynal masyriqi wal maghribi, Allahumma naqqinii minal khothooya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad dannasi, Allahummaghsil khothooyaya bilmaa i wats tsalji wal barodi.
Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”
"Makna doa tersebut mengakui adanya kesalahan dan kemaksiatan ada pada diri seorang hamba, dan memohon ampun atas dosa-dosa," paparnya.
Doa Ifititah 2
اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا . اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْااَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ . اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ . لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu akbar Kabiroo Walhamdulillaahi Katsiiraa, Wa Subhaanallaahi Bukratan Wa’ashiilaa, Innii Wajjahtu Wajhiya Lilladzii Fatharas Samaawaati Wal Ardha Haniifan Musliman Wamaa Anaa Minal Musyrikiin. Inna Shalaatii Wa Nusukii Wa Mahyaaya Wa Mamaatii Lillaahi Rabbil ‘Aalamiina. Laa Syariikalahu Wa Bidzaalika Umirtu Wa Ana Minal Muslimiin.”
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”
"Doa Iftitah menguatkan dan memasrahkan diri menghadap sepasrah-pasrahnya atas kesalahan yang telah diperbuat. Namun sayangnya setelah shalat tak berdampak pada jiwa di kehidupan sebab tak memahami maknanya, meski sah dan ada pahala karena rukun terpenuhi," pungkas Ustadz Adi Hidayat.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)