Religi

Hukum Memberi Makanan Kemudian Makanan Tersebut Dibuang, Buya Yahya Beri Penjelasan

Buya Yahya berikan penjelasan mengenai hukum memberi makanan ke orang namun kemudian makanan tersebut dibuang, simak penjelasannya dibawah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
tangkap layar kanal youtube Al-Bahjah TV
Buya Yahya terangkan mengenai hukum memberi makanan ke orang lain namun makanan tersebut kemudian dibuang 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya menjelaskan hukum memberi makanan kemudian orang diberi makanan itu membuang makanannya.

Diingatkan Buya Yahya, bagi orang yang gemar berbagi makanan dan lainnya tak usah pusing memikirkan perlakuan yang diberi atau disedekahi.

Orang yang memberi makanan itu, Buya Yahya menuturkan tetap mendapatkan pahala. Meski demikian, orang yang memberi atau bersedekah tetap introspeksi diri terkait makanan yang layak atau tidaknya diberikan.

Sedekah adalah menginfakkan harta atau uang bagi yang membutuhkan dan diniatkan karena Allah Ta'ala, termasuk pula berupa makanan.

Sedekah sendiri merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur'an yang menyebutkan tentang sedekah salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271.

Baca juga: Tanda-tanda Kiamat Kubra, Buya Yahya Jelaskan Ketentuan dan Rahasia Allah

Baca juga: Keutamaan dan Hikmah Peristiwa Isra Miraj, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Umat Islam Wajib Meyakininya

Buya Yahya menerangkan apabila Anda memberikan makanan lantas makanan itu dibuang oleh orang yang Anda beri, maka pahala tetap tidak berkurang.

"Kalau seperti itu, Anda perlu koreksi diri yang pertama mungkin makanan yang tidak layak Anda berikan, mungkin makanan yang sudah lama bukan yang baru," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Bisa jadi makanan itu tidak dibuang sia-sia melainkan diberikan untuk hewan misalnya ayam atau lele.

Buya Yahya pun mengimbau waspada agar tak terjebak virus benci atau dendam yang bisa menular, sebaiknya berhusnudzhon saja dengan orang yang diberi.

"Mungkin yang saya kasih busuk, atau belum termakan, atau ketumpahan sesuatu kemudian dijemur dijadikan makanan hewan, jadi jangan su'udzhon, kalau Anda tulu memberi janga pikir yang tidak-tidak," papar Buya Yahya.

Jikalau sudah memberi apapun termasuk makanan, maka tidak perlu mencari tahu apakah dimakan, dikasihkan lagi ke orang dan sebagainya.

Hendaknya menghindari rasa atau sifat yang bisa mengotori hati dengan prasangka-prasangkan yang belum tentu kebenarannya.

"Kalaupun memang sudah tidak bisa berhusnudzhon lagi, makanan itu benar-benar dibuang di depan muka Anda, percayalah hanya makanan yang terbuang tapi pahala Anda semakin besar di hadapan Allah," terang Buya Yahya.

Selanjutnya bisa jadi makanan yang diberikan tidak disukai oleh orang yang diberi, misalnya sambal pedas yang enak menurut Anda belum tentu enak menurut orang lain.

Buya Yahya mengingatkan harus tahu diri, dan jangan mudah berprasangka buruk kepada orang lain.

"Akan merugi jika sudah bersedekah namun tak mendapatkan pahala akibat prasangka buruk dan marah-marah," kata Buya Yahya.

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Jabarkan Doa Naik Kendaraan, Dihindarkan dari Ketersesatan hingga Dizalimi  

Baca juga: Dikabulkannya Doa Sebab Tak Tergesa-gesa, Ustadz Khalid Basalamah Uraikan Tata Cara Berdoa

Sementara itu, solusi sedekah bagi orang kikir, yakni meminta kepada Allah agar menjadikan diri tidak pelit atau kikir lagi, berlaku pula untuk sifat-sifat lainnya misalnya sombong, dan penyakit lainnya maka disadari terlebih dahulu.

Di zaman dulu Nabi Muhammad SAW ditanyakan tentang ibadah paling bagus oleh beberapa orang, maka Rasulullah SAW menjawab amal yang berbeda.

Ada jihad di jalan Allah bagi orang yang selalu sembunyi jika ada perang, berbakti kepada orangtua bagi orang yang rajin shalat ke mesjid namun berkata tidak baik kepada orangtuanya, dan sedekah bagi orang yang pelit.

"Jadi dipeangi sesuai dengan penyakitnya, namun sebagian orang merasa berat untuk memeranginya karena telah dibohongi oleh setan," tutur Buya Yahya.

Cara membohongi setan misalnya percepatan bangunan selesai setiap santri memberikan sumbangan Rp 30.000 sebulan.

Lalu santri semua masih diam tak menjawab, rupanya merasa berat jika menyumbang Rp 30.000 sebulan.

"Kemudian, sumbangan tersebut diganti Rp 1.000 per hari di kotak amal, santri-santri pun merasa setuju padahal sama hasilnya, berarti setan harus dibohongi, dan sedekah dilakukan harus nyicil," paparnya.

Kendati sedikit tapi rutin maka sedekah bisa dijalankan secara baik tanpa merasa keberatan.

Sedekah bisa pula dilakukan dalam bentuk lainnya, misalnya menurunkan harga saat berjualan.

"Diperangi insyaAllah semuanya jadi dermawan, misalnya untuk program pembangunan mesjid dan lainnya, begitu caranya bagi orang yang pelit sedekah sedikit demi sedikit, sedangkan orang yang sudah terbiasa sedekah banyak, sedekahlah yang banyak," tukas Buya Yahya.

Tonton Videonya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved