Ramadhan 2023
49 Hari Menuju Ramadhan 2023, Ceramah Buya Yahya Imbau Wajib Qadha Utang Puasa
Buya Yahya terangkan mengenai Qadha Puasa Ramadhan, simak ceramah Buya Yahya mengenai utang puasa ini
Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya mengimbau agar umat muslim wajib membayar utang puasa atau Qadha Puasa Ramadhan yang ditinggalkan.
Diketahui saat ini memasuki 49 hari menuju bulan Ramadhan 2023, bagi yang punya utang puasa masih ada kesempatan untuk mengqadhanya.
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang Allah perintahkan kepada umat Islam untuk menunaikan puasa wajib selama sebulan penuh.
Namun pada kondisi tertentu, tidak semua umat muslim dapat mengerjakan puasa Ramadhan, ada yang haid, hamil, melahirkan, dan menyususi, dan ada pula yang sakit dan sedang dalam safar.
Baca juga: Hikmah & Kemuliaan Peristiwa Isra Miraj, Ceramah Buya Yahya Jabarkan Perkuat Keimanan Seorang Hamba
Baca juga: Rahasia Rezeki yang Terus Bertambah, Ustadz Adi Hidayat Imbau Perbanyak Syukur
Bagi orang-orang yang meninggalkan puasa Ramadhan karena uzur-uzur tersebut maka wajib menggantinya.
Namun, ada pula yang sengaja meninggalkan puasa Ramadhan karena kenakalan atau sifat-sifat membangkang kepada Allah SWT.
Buya Yahya menerangkan mengganti puasa Ramadhan yang ditinggal atau tertinggal, hukumnya wajib.
Ada beberapa alasan kenapa meninggalkan atau tidak melaksanakan puasa Ramadhan. Misalnya karena haid, masa nifas, menyusui, sakit, sedang dalam perjalanan alias musafir, atau sengaja meninggalkan puasa.
Orang-orang yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mengganti puasa wajib tersebut di luar bulan Ramadhan.
"Boleh melaksanakan puasa qadha atau bayar utang puasa Ramadhan di hari puasa sunnah. Namun yang dilafalkan niat puasa qadha saja, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnahnya," jelas Buya Yahya dilansir dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Dengan begitu umat Islam mendapat bonus pahala. Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan utang puasa menjadi lunas, dan kedua mendapatkan pahala puasa sunnah.
Buya Yahya menjelaskan bulan rajab termasuk dalam bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Baca juga: Hukum Membacakan Ayat Alquran kepada Orang yang Meninggal Dunia, Simak Ceramah Ustadz Abdul Somad
Baca juga: Kekeliruan Wanita Muslim Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, Menganggap Ringan dalam Memilih Suami
Terkait amalan khusus, Buya Yahya menuturkan amalan-amalan yang telah dikerjakan di bulan lainnya selain bulan Rajab maka bisa pula dikerjakan di bulan Rajab.
Di antara amalan yang dapat dilaksanakan dan diamalkan yakni puasa, shalat, dan shalawat.
"Jangan sampai ada yang berkata puasa di bulan Rajab adalah bid'ah misalnya, tidak ada bid'ah puasa di bulan Rajab," terang Buya Yahya
Puasa yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah sangat terbatas di hari-hari tertentu yakni di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha serta hari Tasyrik yang disepakati.
Setelah itu khilaf jika memasuki separuh akhir bulan Sya'ban, bagi orang yang tidak memiliki kebiasaan dan bagi orang yang tidak memiliki utang puasa. Selebihnya adalah puasa sunnah setiap saat.
"Puasa adalah amalan yang dicintai Allah SWT, Allah memuliakan orang yang puasa," ucap Buya Yahya.
Untuk puasa di bulan Rajab, ada dalil-dalil umum dan khusus yang bisa menjadi landasan bagi umat Islam.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi).” (HR. Bukhari, no. 1894 dan Muslim, no. 1151).
"Artinya Allah menyanjung, memuliakan orang puasa, ini dalil umum tentang puasa," ujar Buya Yahya.
Namun dalil spesial tentang bulan Rajab, ada beberapa hadist Nabi Muhammad SAW.
Di antaranya hadist diriwayatkan Imam Muslim, sahabat Nabi SAW mengatakan Rasulullah SAW pernah puasa banyak sekali di hari-hari bulan Rajab bahkan hampir tidak melewatkan satu hari pun.
"Kemudian suatu ketika menemukan juga Nabi SAW tidak berpuasa di bulan Rajab sampai tidak satu hari pun dalam satu bulan, artinya Nabi SAW pernah puasa banyak di hari-hari bulan Rajab, namun kadang Nabi SAW juga tidak berpuasa di bulan Rajab," papar Buya Yahya.
Yang demikian, jika Nabi Muhammad SAW pernah melakukan dan meninggalkannya, maka disebut amalan sunnah.
"Bukan meninggalkan disebut sunnah juga, jika tidak puasa tidak mendapatkan kesunnahan. Maka secara umum puasa bulan Rajab adalah sunnah," terang Buya Yahya.
Menurut anjuran Rasulullah, bagi umat muslim yang gemar puasa, maka dapat memperbanyak puasa di bulan haram di antaranya bulan Rajab.
Empat Mazhab meliputi Imam Syafi'i, Hanafi, Maliki, dan Hambali sepakat bahwa puasa di bulan Rajab adalah puasa sunnah.
Baca juga: Hikmah & Kemuliaan Peristiwa Isra Miraj, Ceramah Buya Yahya Jabarkan Perkuat Keimanan Seorang Hamba
Baca juga: Fitrah Wanita Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat, Imbau Tak Curhat Sembarangan
Namun menurut Imam Hambali puasa di bulan Rajab menjadi makruh jika dikerjakan satu bulan penuh.
"Ada empat cara agar puasa tersebut hilang kemakruhannya, menurut Imam Hambali yakni yang pertama bolong 1 hari, berpuasa sebelum bulan Rajab, berpuasa setelah bulan Rajab, dan berpuasa di bulan-bulan lainnya agar tidak mengkhususkan bulan Rajab," urai Buya Yahya.
Selain puasa, amalan lainnya yang dapat dikerjakan di bulan Rajab yakni dzikir dan shalawat.
Tak ada dzikir dan shalawat khusus di bulan Rajab, dzikir dan shalawat yang dibaca di luar bulan Rajab maka dapat pula dibaca di bulan Rajab.
Buya Yahya pun menyebut puasa Rajab digabung dengan puasa qadha untuk membayar hutang puasa Ramadhan akan mendapat dua pahala sekaligus di bulan Rajab.
Menurut Buya Yahya hal tersebut mengingat bulan Rajab adalah bulan yang diistimewakan. Ada empat bulan yang diistimewakan salah satunya bulan Rajab, jadi bila anda mau berpuasa Rajab digabung dengan puasa bayar hutang puasa wajib hukumnya boleh dan disilakan.
Terutama bagi kaum hawa yang memiliki utang puasa yang harus diqadha.
Selain puasa, amalan lainnya yang dapat dikerjakan di bulan Rajab yakni dzikir dan shalawat.
Tak ada dzikir dan shalawat khusus di bulan Rajab, dzikir dan shalawat yang dibaca di luar bulan Rajab maka dapat pula dibaca di bulan Rajab.
Bagi anda yang terbiasa melafadzkan niat puasa, berikut adalah niat qadha puasa dan puasa sunnah.
Niat Qadha Puasa
Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat puasa, berikut niat qadha puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Niat Puasa Ramadhan
Bagi Anda yang melafadzkan niat, berikut niat puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
Tonton Videonya
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Buya Yahya
Qadha Puasa Ramadhan
utang puasa
Ramadhan 2023
Bulan Rajab
Banjarmasinpost.co.id
ceramah buya yahya
Pengujung Ramadhan 2023, Warga Binaan Lapas Amuntai di Kabupaten HSU Gelar Khataman Al-Qur'an |
![]() |
---|
Ditutup dengan Khataman Alquran, Perputaran Ekonomi di Pasar Ramadan Banjarbaru Capai Rp 6 M |
![]() |
---|
Anggota Pramuka Kwarcab Kabupaten HSU Bagikan Takjil Gratis kepada Masyarakat |
![]() |
---|
Takaran Beras Zakat Fitrah, Ustadz Adi Hidayat Terangkan Bisa Ditambahkan Infaq Pendamping |
![]() |
---|
BEM FK ULM Tebar Berkah, Bagikan Paket Sembako dan Sahur Bersama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.