Liga 3 Zona Kalsel 2022

Liga 3 Zona Kalsel 2022 - Pelatih Kotabaru FC Kecam Perlakuan Satpol PP Tanahlaut Terhadap Pemainnya

Ketegangan bermula ketika wasit memberikan kartu merah kepada kiper Kotabaru FC

Penulis: Noorhidayat | Editor: Eka Dinayanti
Tangkapan Layar Video Youtube Dispora Tanah Laut
Oknum Satpol PP mengaitkan tangannya di leher Kiper Kotabaru FC pada laga final. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Laga Final Liga 3 Asprov Kalimantan Selatan (Kalsel) antara Persetala Tanah Laut vs Kotabaru FC pada Senin (30/1/2023) lalu, sempat diwarnai ketegangan antara pemain dan wasit pemimpin pertandingan.

Ketegangan itu bermula ketika wasit memberikan kartu merah kepada kiper Kotabaru FC dikarenakan wasit menilai kiper tersebut melakukan hal yang melanggar aturan dengan menabrak pemain Persetala menggunakan badannya.

Sebelumnya, pemain Persetala memang terlebih dahulu membuat pelanggaran dikarenakan melayangkan tangan ke wajah pemain Kotabaru.

Hal itulah yang memicu kiper Kotabaru tak terima dengan perlakuan pemain Tanah laut kepada rekannya.

Pada saat itu, wasit padahal juga sudah memberikan kartu merah terlebih dahulu kepada pemain Persetala.

Dari situlah awalnya ketegangan antara pemain dan wasit bermula, ditambah posisi Kotabaru saat itu sudah tertinggal 2-0.

Namun poin utama yang ingin dibahas adalah terkait pengamanan yang dilakukan oleh Satpol PP saat terjadi ketegangan antara pemain dengan wasit.

Memang saat itu, pemain sangat emosi atas keputusan wasit, sehingga pemain mengejar wasit dengan menabrakan dirinya kepada wasit.

Baca juga: Kalahkan Kotabaru FC 2-0, Persetala Tanah Laut Juara Liga 3 Asprov Kalsel

Baca juga: Bertepatan Acara Haul Guru Sekumpul 2023, Babak Final Liga 3 Asprov Kalsel Diundur

Di saat itulah terlihat beberapa anggota Kepolisian dan Satpol PP Tala memasuki lapangan untuk melerai ketegangan di dalam lapangan.

Naasnya, ada satu di antara anggota Satpol PP lainnya yang dianggap melakukan tindakan berlebihan kepada pemain saat melerai, dengan mengaitkan lengannya ke leher pemain yang dianggap seperti mencekik oleh pelatih Kotabaru FC.

Seusai pertandingan, Pelatih Kotabaru Abdul Karim bereaksi keras atas perlakukan oknum Satpol PP tersebut kepada anak asuhnya, yang menurutnya tak sesuai SOP.

"Kalau pengamanan tadi saya sangat salut dengan pengamanan kepolisian, mungkin dia mengerti SOP nya, yang perlu diketahui adalah Satpol PP tidak boleh memegang pemain sedikit pun, apalagi mencekik itu tadi, tidak boleh," tegasnya.

"Berarti dia tidak mengerti SOP untuk penjagaan pertandingan sepak bola," timpanya.

Menurutnya, Satpol PP harusnya melakukan tindakan jika ada penonton yang mau masuk ke lapangan.

"Itu yang harus mereka jaga, karena yang namanya keamanan itu mengamankan penonton, bukan mengamankan pemain," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved