Ekonomi dan Bisnis

Didatangkan dari Subang Jawa Barat, Beras Pamanukan Mulai Banyak Dibeli Warga Banjarmasin

Beras Pamanukan dari Subang, Jawa Barat yang didatangkan Disdagin Banjarmasin mulai familiar di kalangan warga Banjarmasin

Penulis: Mia Maulidya | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Mia Maulidya
Pedagang beras Toko Adi Ntalu di Pasar Sentra Antasari,  Kota Banjarmasin, Jumat (3/2/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Beras Pamanukan dari Subang, Jawa Barat yang didatangkan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Banjarmasin, sudah mulai beredar di pasaran, Jumat (03/02/2023).

Berdasarkan pantauan dilapangan, di Toko Adi Ntalu yang berada Pasar Sentra Antasari, Kota Banjarmasin, Kalsel sudah menjual beras pamanukan dengan harga Rp 12.500 perliter.

Menurut pemilik toko, Adi mengatakan Beras Pamanukan sudah ada dari tahun tahun sebelumnya, akan tetapi warga belum banyak yang membeli.

"Beras Pamanukan mulai familiar di kalangan warga, sejak tahun 2022 yang lalu ketika beras lokal mengalami gagal panen," kata Adi

Baca juga: Promo Indomaret Jumat 3 Februari 2023, Belanja Hemat Beras hingga Minyak Goreng

Baca juga: Harga Beras, Cabai, Bawang Rabu 1 Februari 2023, Bisa Jadi Referensi Bunda Beli Bahan Pokok

Adapun stok Beras Pamanukan yang ada di cabang toko Adi, mendatangkan sekitar 10 karung beras untuk stok satu minggu.

"Warga juga mulai ramai membeli, karena untuk tekstur berasnya hampir mirip dengan beras lokal Kalsel, jenis usang," imbuhnya.

Sementara itu, Nita, pegawai di toko Adi Ntalu, juga mengatakan bahwa kebanyakan dari pedagang makanan, membeli Beras Pamanukan untuk dicampur antara beras lokal yang Usang.

"Untuk Beras Pamanukan ini beda dengan Jawa yang lainnya, terutama dari tekstur terutama beras Jawa yang lebih pulen," tuturnya.

Selain itu, di toko tersebut juga menjual beras dari Thailand, dengan harga Rp 8.500 perliter.

Tuti, penjual lontong di Jalan Uvaya, Banjarmasin juga mengaku bahwa untuk proses pembuatan lontongnya beras tersebut dicampur dari lokal dan beras Jawa.

Baca juga: Pasar Murah Diserbu Kalangan Ibu Rumah Tangga, Pemko Banjarmasin Sediakan Ribuan Telur hingga Beras

"Karena harga beras lokal Kalsel mahal, biasanya beras di campur dengan pamanukan, karena teksturnya hampir mirip," ujarnya.

Tuti menuturkan, bahwa selama ini tidak ada pembelinya yang protes terhadap rasa makanan yang ia jual.

"Tidak ada perubahan rasa ataupun tekstur," tandasnya. (Banjarmasinpost.co.id/Mia Maulidya)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved