Berita Kotabaru

Tugu Nelayan di Kabupaten Kotabaru yang Ikonik dan Mitos yang Beredar di Masyarakat

Tugu Nelayan dibangun di Jalan Pangeran Hidayat dan Jalan Singabana karena Kotabaru daerah nelayan, konon pernah turun minta ikan dan posisi berubah.

Penulis: Herliansyah | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/HELRIANSYAH
Tugu Nelayan salah satu ikon di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (4/2/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Dibangun pada 1970, Tugu Nelayan masih berdiri tegak hingga sekarang perempatan jalan di pusat kota di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). 

Tugu tersebut tidak hanya ikonik, namun juga kental dengan mitos yang berkembang di masyarakat Kabupaten Kotabaru.

Penuturan H Sahiduddin, tokoh masyarakat Kabupaten Kotabaru, awal pembangunan tugu tersebut berbentuk segi enam dengan material dari kayu ulin.

Tugu Nelayan itu, lanjut dia, dibangun oleh seorang tokoh masyarakat Kabupaten Kotabaru.

Baca juga: Jasad Orok Mengapung di Bawah Rumah Gegerkan Warga Tanjung Keramat Kota Banjarmasin

Baca juga: Motor Jatuh ke Jalan Nasional yang Longsor di Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Polisi akan Pasang Rambu

Baca juga: Rescue 911 Tala Jaya Kalsel Bantu Galang Donasi untuk Guru Aqli yang Terbelit Hukum Arab Saudi

Awalnya, menggunakan kayu ulin. Kemudian, dibongkar dan diganti dengan gedebok pisang yang dibungkus kertas dan selanjutnya dilapisi beton.

"Begitu sejarahnya, dulu, pertama kalinya dibangun. Ketika pembangunan, aku masih kelas 3 SD," jelas Sahiduddin kepada Banjarmasinpost.co.id, Sabtu (4/2/2023).

Tugu Nelayan tidak hanya ikoniknya Kabupaten Kotabaru. Sepanjang perjalanannya, muncul legenda-legenda mitos.

"Ceritanya, Tugu Nelayan (patung) pernah turun dan meminta kepada tokoh-tokoh masyarakat supaya dberi ikan yang digoreng. Waktu itu disaksikan mantan Pembakal Tayuh," imbuh Sahiduddin.

Baca juga: Sebelum Ditemukan Meninggal, Pria di Banjarmasin Ini Sempat Terlihat Duduk di Depan Pintu

Baca juga: Geger Mayat Pria dalam Rumah di Sei Malang HSU, Polisi Beberkan Kronologis Penemuan

Baca juga: Kesetrum Saat Perbaiki Mesin Air, Pria 57 Tahun Ini Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Tabalong

Kejadian itu sering terulang dan diakui oleh orang-orang terdahulu yang menceritakan tentang cerita tersebut.

"Makanya, tugu itu melegenda," terang Sahiduddin.

Bahkan tidak cuman itu, posisi Tugu Nelayan bisa berpaling. Ketika dibangun, menghadap ke arah Jalan Pangeran Hidayat. Sekarang, menghadap ke arah Jalan Singabana.

"Dan aku menyaksikan. Waktu aku masih anak-anak patung menghadap ke Pangeran Hidayat. Okelah kalau orang mungkin tidak percaya. Karena waktu itu tidak ada foto, tidak ada apa-apa, zaman itukan. Aku ingat sekali karena ikut melihat waktu pembangunannya," imbuh Sahiduddin.

Baca juga: Korupsi Uang Layanan Penjualan Air Mobil Tangki PDAM HST, AR Resmi Ditahan Kejari HST 

Baca juga: Bengkel Las Deco di Basirih Banjarmasin Terbakar, Dua Unit Truk Turut Hangus

Baca juga: Banjir di Tapin Surut, Siswa SDN Kupang 2 Bersihkan Endapan Lumpur

Riawayat Tugu Nelayan dibangun, lanjut Sahiduddin, mengingat Kabupaten Kotabaru adalah salah satu daerah penghasil ikan dan udang terbesar di Kalsel yang dikelola PT Misaja Mitra. Sedangkan pesainganya waktu itu Bagan Siapiapi.

Simbol itu sehingga digambarkan melalui patung tersebut. Dan di punggung patung nelayan pada tugu itu, ada todak. Ini jenis ikan terkenal di Kabupaten Kotabaru.

"Makanya diberi nama Tugu Nelayan. Sedangkan kenapa yang di punggung patung itu adalah todak karena ikan simbol Kabupaten Kotabaru lambang Saijaan," tutup Sahiduddin.

(Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved