Religi

Lafadz Sholawat Ibrahimiyah, Lafal Latin dan Terjemahan, Ustadz Adi Hidayat Kuak Bagian dari Taqwa

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara mendekatkan diri kepada Allah dengan washilah memperbanyak ibadah atau taqwa.

Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
Youtube Adihidayat
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara mendekatkan diri kepada Allah dengan washilah memperbanyak ibadah atau taqwa. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Berikut lafadz Sholawat Ibrahimiyah disertai lafal latin dan terjemahannya.

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan cara mendekatkan diri kepada Allah dengan washilah memperbanyak ibadah atau taqwa.

Bagian dari taqwa disampaikan Ustadz Adi Hidayat, salah satunya dengan bersholawat.

Jenis sholawat ada banyak, sholawat terbaik adalah sholawat yang dibuat dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni Sholawat Ibrahimiyah.

Baca juga: Amalan Spesial di Bulan Syaban, Adi Hidayat Jabarkan Kebiasaan Rasulullah

Baca juga: Rahasia dan Makna Bulan Syaban, Ceramah Ustadz Adi Hidayat Jabarkan Persiapan Menuju Ramadhan

Meski tidak rutin dibaca di luar sholat, Sholawat Ibrahimiyah pasti dibaca umat muslim yang menunaikan sholat, sebab bacaan ini adalah termasuk dalam doa Tasyahud Akhir.

Bacaan Sholawat Ibrahimiyah

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allohumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad, kamaa sollaita 'alaa aali ibroohim, wa baarik 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baarokta 'alaa aali ibroohim, fil 'aalamiina innaka hamiidummajiid.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Lantas bagaimana hukumnya tawassul dengan sholawat bagi kaum muslimin?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hukum tawassul boleh asalkan dengan taqwa sebagaimana dirumuskan dalam Alquran Surah Al-Maidah ayat 35.

Surat Al-Ma’idah Ayat 35

يَ أَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَٱبْتَغُو ا إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَ هِدُوا فِى سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wabtagū ilaihil-wasīlata wa jāhid fī sabīlihī la'allakum tufli n

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

"Maknanya yakni carilah taqwa itu dengan wasilah, yang artinya disini adalah tawassul, mencari wasilah untuk bisa menarik wasilah itu dalam rangka memohon kepada Allah supaya Allah cepat mengabulkan doa tersebut, ternyata kata Alquran wasilah terbaik itu adalah dengan menggunakan taqwa," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Baca juga: Ketentuan Mengulang Sholat Fardhu, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Macam-macam Penyebabnya

Jenis-jenis perbuatan taqwa bermacam-macam, misalnya ritual ibadah meliputi shalat, dalilnya Surah Al-Baqarah ayat 2-3.

Surat Al-Baqarah Ayat 2-3

ذَ لِكَ ٱلْكِتَ بُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَو ةَ وَمِمَّا رَزَقْنَ هُمْ يُنفِقُونَ

żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn. Allażīna yu`min na bil-gaibi wa yuqīm na - alāta wa mimmā razaqnāhum yunfiq n

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

"Makanya banyak orang bertawassul menggunakan shalat, tawassul disini menggunakan wasilah," urai Ustadz Adi Hidayat.

Di Alquran banyak sekali contoh tawassul, Nabi Zakaria as misalnya ketika memohon kepada Allah keturunan, sudah berobat sana-sini, memohon di mihrab shalat, dan dengan tawassul shalatnya itu dijawab oleh Allah, termaktub di surah Ali Imran ayat 3.

Surat Ali ‘Imran Ayat 38-39

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَا ءِ

فَنَادَتْهُ ٱلْمَلَ ئِكَةُ وَهُوَ قَا ئِمٌ يُصَلِّى فِى ٱلْمِحْرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقً ا بِكَلِمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّ لِحِينَ

Hunālika da'ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ayyibah, innaka samī'ud-du'ā`. Fa nādat-hul-malā`ikatu wa huwa qā`imuy yu allī fil-mi rābi annallāha yubasysyiruka biya yā mu addiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa a raw wa nabiyyam mina - āli īn

Artinya: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".

"Bisa dengan ibadah-ibadah yang lain, misalnya puasa, karena puasa bagian dari ketaqwaan, taqwa itu wujudnya amal shaleh yang dikerjakan dengan iman," terang Ustadz Adi Hidayat.

Karena itu ketika beramal shaleh jangan lupa berdoa, maka niscaya akan Allah kabulkan doa tersebut.

Di antara amal shaleh ada yang menggunakan lisan contohnya sholawat, hadistnya shahih yang berbunyi:

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ

“Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula'." (HR Ahmad).

"Meminta dengan shalawat adalah bermakna memohon kepada Allah dengan keutamaan Nabi SAW, supaya dapat kemuliaan dengan membawa nama Nabi Muhammad SAW, maka akan balik 10 kebaikan," papar Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat menambahkan sholawat itu tanpa putus, maksudnya meski Nabi Muhammad SAW wafat sholawat tetap terjadi.

Sebab itu, dalam sholat umat muslim bersholawat, sholawat umat Islam kepada Nabi SAW berbeda dengan sholawat Allah kepada umat Islam.

"Sholawat dari Allah maknanya bisa ampunan dosa, pemberian rahmat, dan pengabulan doa," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW hakikatnya meminta kepada Allah SWT agar Allah berikan kemuliaan atas nama Nabi Muhammad SAW.

Orang istiqomah bersholawat, Allah akan beri penjagaan-penjagaan, diampuni dosa artinya dijaga dari maksiat, diberi rahmat artinya dijaga dari yang mengganggu.

Hal ini juga bermakna memudahkan mendapatkan solusi dalam kehidupan, karena setiap manusia yang hidup mendapatkan ujian untuk meningkatkan kualitas hidup.

"Apa saja ujian itu, bisa kekhawatiran tidak enak, tidak nyaman, lapar, harta berkurang, kadang jiwa sakit, ada hasil kerja keras orang yang mengambilnya, maka ini lah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar," tukas Ustadz Adi Hidayat.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved