Religi

Adab Menerima Tamu yang Bukan Mahrom, Buya Yahya Beri Penjelasan Lewat Ceramahnya

Buya Yahya terangkan adap menerima tamu yang bukan mahrom, simah ceramah Buya Yahya dibawah ini tentang adab bertamu

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
capture kanal youtube Al-Bahjah TV
Buya Yahya terangkan mengenai adab menerima tahu bukan mahrom 

Namun sayangnya sebagian wanita menganggap peraturan ini ribet atau sulit dilakukan, perempuan yang demikian menunjukkan kerendahan dirinya dan berpotensi mengingkari syariat.

Buya Yahya mengingatkan langkah-langkah mencegah kemaksiatan adalah menjaga pikiran dan hati.

Pintu pikiran dan hati adalah mata dan telinga saja, kalau kita bisa menjaga mata dan telinga kita, maka akan terhindar dari godaan apapun.

Yang perlu diperhatikan, menjaga mata dan telinga dari sesuatu hal yang bisa mempengaruhi, jikalau suara burung atau bunyi mobil mungkin tidak akan mengganggu.

Bahkan letusan gunung merapi pun bisa jadi tidak akan mengganggu selama tidak akan membahayakan.

"Akan tetapi omongan orang yang akan mengganggu Anda, maka omongan dan perilaku manusia yang dapat merusak Anda, kalau Nabi SAW praktis langsung bertanya, temanmu siapa?" terang Buya Yahya.

Karena teman adalah sosok yang bisa membisikkan sesuatu di telinga Anda atau memamerkan sesuatu di hadapan Anda.

Jikalau seseorang ingin hijrah sementara temannya tidak baik, maka akan sulit atau tidak kuat. Mungkin pikirannya mengerti dan menolak sesuatu yang haram, namun syahwatnya yang berbisik senang dengan hal haram itu.

"Maka kawan itu penting, hati-hati dengan kawan yang menjerumuskan, kawan ada dua jenis, kawan yang berasal dari manusia dan benda mati misalnya handphone televisi, dan lain-lain," papar Buya Yahya.

Dari televisi dan handphone bisa melihat orang lain serta berkomunikasi atau justru bisa jadi tempat bertukar gambar yang tidak pantas dilihat.

Maksud dari menjaga mata dan telingga bukan berarti selalu ditutup, namun bisa terjaga secara tidak langsung dengan berteman dengan orang yang baik.

"Walaupun misalnya masih bisa menjaga mata dan telinga, namun otak Anda sudah merekam, dan hati sudah merindu terhadap kejahatan atau maksiat itu, makanya kawan yang penting," ucap Buya Yahya.

Sebab seseorang hidup beragama dan sehari-hari menjadi baik tergantung kawannya.

Dan kawan itu banyak jenisnya, ada yang harus diresmikan melalui akad nikah yaitu istri, ada teman kerja, teman sekolah, dan lainnya.

"Kalau bekerja walau gaji tinggi namun berkumpul dengan orang-orang yang menjerumuskan neraka buat apa, harus cerdas," ujar Buya Yahya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved