Religi

Dahulukan Qadha Ramadhan atau Puasa Syawal, Buya Yahya Beberkan Pendapat Mazhab Syafi'i

Buya Yahya terangkan mengenai pendapat Mazhab Syafi'i mengenai apakah Puasa Syawal dan qadha puasa Ramadhan

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
capture kanal youtube Al-Bahjah TV
Penceramah Buya Yahya menjelaskan cara menjalankan Puasa Syawal sesuai aturan Islam bagi kaum muslimin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya menjelaskan cara menjalankan Puasa Syawal sesuai aturan Islam bagi kaum muslimin.

Berdasarkan ketentuan syariat, diterangkan Buya Yahya sebaiknya mendahulukan mengqadha puasa Ramadhan baru kemudian menunaikan Puasa Syawal.

Meski demikian, Buya Yahya memaparkan pendapat Mazhab Syafi'i, umat Islam yang membayar utang puasa di bulan Syawal turut mendapatkan keutamaan dan pahala puasa sunnah Syawal.

Saat ini berada di bulan Syawal 1444 Hijriyah, setelah sebelumnya melaksanakan puasa wajib di bulan suci Ramadhan 2023.

Di bulan Syawal ini, terdapat sejumlah amalan sunnah, termasuk yang sangat dianjurkan dan spesia yakni Puasa Syawal.

Baca juga: Waktu yang Afdhol Tunaikan Puasa Syawal 6 Hari, Buya Yahya Jabarkan Nilai Pahalanya

Baca juga: Keutamaan Istighfar Bagi Umat Islam, Ustadz Abdul Somad Sebut Allah Beri Kelapangan dalam Hidup

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dapat dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.

Buya Yahya menjelaskan bagi kaum muslimin di antaranya kaum hawa yang memiliki utang puasa karena haid, hamil, atau melahirkan sebaiknya melunasi utang puasa yang dimiliki terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah, termasuk Puasa Syawal.

"Jadi dahulukan bayar utang puasa, meski begitu Allah kan Maha Kasih, Anda bayar utang di bulan Syawal dapat pahala Syawal, niatnya hanya qadha saja," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Jangan terbalik melakukannya, justru melakukan puasa Syawal, utang puasa tidak dibayar. Sah puasa sunnahnya namun utang puasa yang wajib belum dibayar.

Namun jika mengganti utang puasa, pahala puasa sunnah Syawalnya juga didapatkan. Perlu diperhatikan niat puasa wajib dan sunnah tidak dapat digabung.

"Pendapat Mazhab Syafi'i niat puasa qadha digabung dengan puasa Syawal tidak sah jika didobel atau digabung, misalnya berniat qadha dan puasa Syawal, tidak usah seperti itu, cukup niat qadha saja," papar Buya Yahya.

Selain itu, perihal niat qadha maupun puasa lainnya tidak perlu dilafalkan dalam Bahasa Arab yang sekiranya menyulitkan dan membuat enggan membayar utang puasa.

Buya Yahya mengimbau cukup mengucap dalam hati dalam Bahasa Indonesia dengan niat membayar utang sudah cukup karena Allah Maha Tahu.

Sementara itu, anjuran Puasa Syawal dijelaskan dalam hadits sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).

Baca juga: Jangan Lupakan Puasa Syawal, Ceramah Ustadz Abdul Somad Jabarkan Mengenai Keutamaan Puasa Sunnah Ini

Baca juga: Cara Mudah Mengobati Penyakit Hati, Ustadz Khalid Basalamah Lakukan Ibadah Hati

Niat Qadha Puasa Ramadhan

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat qadha puasa:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

Niat Puasa Syawal

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”

Tata Cara Melakukan Puasa Syawal

Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:

1. Niat

Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.

2. Makan sahur

Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar. Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa

Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.

Tonton Videonya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved