Tajuk
Lebih Selektif Tahun Berikutnya
Ada penemuan cacing hati pada hewankurban di beberapa tempat, ini saran pihak terkait agar dagingaman di konsumsi
BANJARMASINPOST.CO.ID - PENYAKIT cacing hati (fasciola hepatica) masih sering ditemukan pada hewan sapi. Pada saat hari raya Iduladha Kamis lalu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarbaru, juga menemukan adanya cacing hati pada hewan kurban.
Cacing hati ditemukan pada tiga sapi kurban di satu masjid yang ada di Guntung Lua, Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Selatan.
Masyarakat Guntung Lua pun diimbau agar memasak daging kurban dengan cara direbus hingga benar-benar matang dan tidak untuk disate. Tujuannya agar sisa telur cacing mati, sehingga daging kurban layak dan aman untuk dikonsumsi.
Hal serupa pada 154 ekor sapi kurban di wilayah Ciamis Kota, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ratusan sapi tersebut sempat dicek kondisi post mortemnya oleh Tim Kesmavet Ciamis pada hari H Iduladha Kamis (29/6) dan ditemukan 7 ekor sapi kurban positif fascioliasis.
Baca juga: Partai Lakukan Pergantian Bacaleg, KPU Kalsel Imbau Perbaikan Tidak di Injury Time
Baca juga: Intip Lokasi Laka Tunggal yang Menewaskan Bripka Padli Halid, Relawan SebutĀ Jaluir Rawan Kecelakaan
Pada hari yang sama, Petugas Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), Kabupaten Bandung Barat (KBB) menemukan cacing hati pada hewan kurban yang disembelih pada Idul Adha 1444 Hijriah.
Temuan tersebut diketahui setelah petugas Dispernakan KBB melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban yang disembelih saat Iduladha Muhammdiyah pada Rabu (28/6/2023) dan pelaksanaan Idul Adha jemaah lainnya pada Kamis (29/6/2023).
Kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat sapi terkena cacing hati yakni susutnya berat tubuh, susut berat karkas dan kerusakan hati. Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Ardilasunu Wicaksono, menyebut penyakit cacing hati kebanyakan ditemukan pada sapi lokal. Hal ini berkaitan erat dengan manajemen pemeliharaan sapi lokal yang menggunakan sistem tradisional yakni dengan cara diumbar atau dilepasliarkan.
Perantara cacing hati ini adalah hewan siput. Bisa jadi ketika makan, hewan ini ikut termakan juga. Apabila petani melakukan penangkaran sapi seperti yang dilakukan Australia, hewan benar-benar ditangkar dan steril dari luar, maka itu penyakit cacing hati jarang ditemukan pada hewan sapi impor asal negeri Kangguru tersebut. Untuk mendapatkan sapi yang sehat bebas dari cacing hati perlu dikenali panitia kurban.
Ciri-ciri sapi yang terserang cacing hati antara lain kurus, perutnya buncit, gelambirnya mengeluarkan cairan berwarna kuning. Jika sampai parah dan tidak diobati, sapi akan mati. Meskipun ada potensi menular ke manusia, di Indonesia belum ada laporannya. Namun hati sapi yang terserang cacing hati sebaiknya tidak dikonsumsi. Meskipun cacing akan mati ketika dimasak, telurnya kemungkinan belum ikut mati. Lagi pula hati yang sudah terserang cacing tidak enak ketika dikonsumsi.
Tindakan pencegahan, yakni memberantas siput secara biologik. Misalnya dengan pemeliharaan itik/bebek. Ternak jangan digembalakan di dekat selokan atau genangan air dan rumput. Selain pastikan lebih selektif saat membeli sapi untuk kurban tahun depan. (*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.