Religi

Benarkah Dilarang Bangun Rumah di Bulan Muharram? Buya Yahya Beri Pemaparan dalam Ceramahnya

Bagaimana membangun rumah saat bulan Muharram? apakah boleh? ini kata pendakwah Buya Yahya dalam satu ceramahnya

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Buya Yahya
Buya Yahya. Bagaimana membangun rumah saat bulan Muharram, Simak penjelasan Buya Yahya 

Buya Yahya pun mengingatkan hendaknya sebagai kaum muslimin agar tidak memiliki keyakinan yang aneh-aneh di luar syariat.

"Musibah itu kalau kejatuhan kelapa, besi, atau benda berat lainnya, kalau kejatuhan cicak di kepala Anda itu normal atau hal yang biasa, untung saja bukan kejatuhan kambing sama gajah," ucap Buya Yahya.

Meski begitu, Buya Yahya menuturkan tak bisa dipungkiri sebagian orang memiliki sifat tathayyur berupa anggapan atau perasaan sial karena sesuatu, misalnya kejatuhan cicak di kepala, melihat atau mendengar bunyi burung, kijang, bintang, atau lainnya.

"Rumah-rumah normal memang ada cicak, yang repot di rumah Anda ada kambingnya lagi gelantungan di atas, yang kena musibah adalah cicaknya terpeleset dan jatuh, bukan Anda," kata Buya Yahya.

Justru kejatuhan cicak adalah hal yang tetap harus disyukuri, sebab cicak bukanlah sesuatu yang berat.

Nabi Muhammad SAW melarang tathayyur sebab bisa menjerumuskan umat Islam ke dalam kesyirikan.

"Di Indonesia, makin banyak berkembang jenis tathayyur ini, misalnya kalau ada suara burung gagak berarti ada orang meninggal, padahal tanpa adanya gagak juga meninggal dunia, jadi hendaknya tidak boleh berprasangka buruk yang demikian," ujar Buya Yahya.

Umat muslim senantiasa dianjurkan husnudzon atas apa yang dialami sebab selalu ada hikmah dari Allah SWT.

Namun umumnya keyakinan yang aneh-aneh cepat sekali berkembang di masyarakat dibandingkan kebenaran.

Salah satu yang mempengaruhi pemikiran seseorang dijelaskan Buya Yahya adalah berkumpul dengan perdukunan atau ilmu-ilmu sihir.

"Sebab itu kita sebagai hamba Allah tidak boleh su'udzon atas sesuatu, tetap berprasangka baik," imbau Buya Yahya.

Sesuai penjelasan dalam hadits berikut:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

Simak Videonya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved