Religi

Ustadz Adi Hidayat Ungkap Doa Raih Pertolongan di Hari Kiamat, Imbau Diamalkan Selepas Ibadah Ini

Doa agar mendapatkan syafaat atau pertolongan di hari kiamat bagi kaum muslimin diungkap Pendakwah Ustadz Adi Hidayat.

Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan doa agar mendapatkan syafaat atau pertolongan di hari kiamat bagi kaum muslimin 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan doa agar mendapatkan syafaat atau pertolongan di hari kiamat bagi kaum muslimin.

Diingatkan Ustadz Adi Hidayat, umat Islam agar membiasakan diri membaca doa-doa yang bermakna pengampunan dan kebahagiaan untuk sesama muslim.

Jika istiqomah membaca doa-doa itu, Ustadz Adi Hidayat menuturkan berpeluang mendapatkan syafaat di sisi Allah SWT.

Syafaat adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu bahaya bagi orang lain. Syafaat disebutkan pertama kali dalam Al-Qur'an pada surat Al Baqarah ayat 48.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas V SD Kurikulum Merdeka, Bab Membaca dan Menulis Pengumuman

Baca juga: KPK Sebut Gelar Perkara Suap Kepala Basarnas Libatkan Penyidik Puspom TNI, Tak Ada yang Keberatan

Ustadz Adi Hidayat mengatakan doa-doa kebaikan untuk sesama muslim bertujuan untuk bersama-sama mengajak umat Nabi SAW menuju surga-Nya Allah.

Doa Mendapatkan Syafa'at di Hari Kiamat

اَللّ هُمَّ اغْفِرْ ِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اَللّ هُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اللّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اللّهُمَّ فَرِّجْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Ya Allah mohon ampuni dosa-dosa umatnya Nabi Muhammad Shalallahu' Alaihi Wa Sallam. Ya Allah mohon sayangi umatnya Nabi Muhammad Shalallahu' Alaihi Wa Sallam. Ya Allah mohon ampuni perbaiki keburukan-keburukan atau kekurangan-kekurangan umatnya Nabi Muhammad Shalallahu' Alaihi Wa Sallam. Ya Allah mohon bahagiakan umatnya Nabi Muhammad Shalallahu' Alaihi Wa Sallam.

Doa-doa tersebut bisa dibaca kapan saja tanpa terikat waktu tertentu, bisa diamalkan selepas sholat fardhu maupun sunnah.

Ustadz Adi Hidayat menerangkan doa tersebut tersambung dengan riwayat cerita dua sahabat di zaman Nabi Muhammad SAW.

Di antara dua orang tersebut, satu di antaranya menzalimi kawannya sampai dihisab di hari kiamat, dan salah satunya menuntut di hadapan Allah.

Baca juga: Kisah Norma Risma yang Ibunya Selingkuhi Menantu Jadi Film, Syahnaz dan Virgoun Diusulkan Perankan

"Yang namanya sahabat itu kan pasti ada masa-masa bertengkar, tapi juga ada masa yang baik-baik untuk dikenang, sebab itu Ali bin Abi Tholib RA mengatakan ketika saling menyukai berteman baik yang sewajarnya saja jangan berlebihan," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari Adi Hidayat Official.

Makna sewajarnya itu menggunakan standar agama, meliputi saling berbagi, saling memperhatikan dalam kebaikan, dilakukan sewajarnya tidak berlebihan.

Jika berlebihan dikhawatirkan saat ada masalah kembali berteman memerlukan waktu yang lama.

Apabila tidak suka dengan seseorang juga jangan berlebihan, tidak yang ada tahu jika ada satu pertemuan mentakdirkan dalam sesuatu yang mengikat, proses pengenalan akan berlangsung lama.

Dua orang tersebut bermusuhan sampai menuntut di hari kiamat, begitu dituntut Allah menampakkan keindahan surga.

Begitu ditampakkan, satu di antaranya bertanya untuk siapa surga tersebut. Allah pun menjawab menawarkan keindahan surga adalah memaafkan sahabat yang sudah zalim dan menggandeng tangannya menuju surga.

Hal tersebut bermakna amal shaleh yang dikerjakan seseorang untuk mengharapkan ridho Allah SWT, berkenan diterima oleh Allah sampai bisa diizinkan oleh Allah untuk menggandeng sahabat-sahabatnya semasa hidup di dunia.

"Itu termasuk bagian dari ayat-ayat Alquran yakni Surah Ali Imran ayat 133-134," kata Ustadz Adi Hidayat.

Surat Ali ‘Imran Ayat 133-134

وَسَارِعُو ا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَ وَ تُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّا ءِ وَٱلضَّرَّا ءِ وَٱلْكَ ظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'ar uhas-samāwātu wal-ar u u'iddat lil-muttaqīn. Allażīna yunfiq na fis-sarrā`i wa - arrā`i wal-kā imīnal-gai a wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yu ibbul-mu sinīn

Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

"Karena itu kita mesti melatih hati agar kebaikan itu meluas jangan pada diri pribadi saja, kalau mau sholeh bagus, tapi jangan kurangi kesholehan dengan mencela orang supaya banyak salah, lebih baik kita doakan, yaitu doa tersebut di atas," ucap Ustadz Adi Hidayat.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved