Religi

Cara Bagi Muslimah Terhindar dari Nafsu Keburukan, Ustadz Adi Hidayat Beberkan Tabiat Manusia

Ustadz Adi Hidayat paparkan soal tabiat asli setiap manusia. Anjurkan muslimah selalu dalam koridor hukum Allah.

Penulis: Mariana | Editor: Achmad Maudhody
Youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat paparkan soal koridor hukum Allah SWT dan tabiat manusia. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan anjuran menjaga hukum Allah bagi para muslimah.

Dipaparkan Ustadz Adi Hidayat, dalam jiwa manusia termasuk kaum hawa ada dua kecenderungan atau potensi yaitu takwa dan nafsu.

Dalam ceramahnya, Ia menekankan soal potensi nafsu yang dalam Bahasa Arab disebut Fujur atau semua sumber negatif atau keburukan yang mungkin ada pada diri umat manusia.

Umat Islam diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah SWT, yakni dengan mengerjakan semua perintah dan anjuran, serta menjauhi larangan-Nya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan Allah menciptakan jiwa manusia secara sempurna, dalam jiwa tersebut ada dua kecenderungan.

Baca juga: Mendidik Anak Didasari dengan Keimanan Dijabarkan Ustadz Adi Hidayat, Dicontohkan Alim Ulama

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Surat Asy-Syams Ayat 7-8

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّىٰهَا

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

Wa nafsiw wa mā sawwāhā

Fa al-hamahā fujụrahā wa taqwāhā

Artinya: Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

"Yang pertama takwa atau inti semua kebaikan, jujur, tenang, rendah hati, sabar, prakteknya bisa dilakukan sifat ketenangan supaya muncul sakinah, ketika dilihat suami akan terikat, nyaman, senang, tenang, dan terjaga dalam rumah tangga," terang Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Namun, takwa tersebut mempunyai lawan yang disebut dengan fujur atau nafsu. Jika ada sifat jujur, maka ada dusta, ada rendah hati ada sombong.

Kalau semua dari tubuh manusia sumbernya dari sifat fujur, maka yang keluar perbuatan buruk.

Contohnya lisan, tidak akan bisa berkata kecuali jiwa kita memerintahkan. Apabila dari kalbu memerintahkan berkata yang baik maka terucaplah yang baik-baik, sebaliknya jika hati memerintahkan berkata kotor atau buruk, maka keluarlah kata-kata buruk.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved