Religi

Makna Berbagi ke Tetangga Ceramah Ustadz Adi Hidayat Tentang  Amal Sholeh Diajarkan Nabi SAW

Dalam satu ceramahnya Ustadz Adi Hidayat perna hmembahas mengenai berbagi makanan ke tetangga, simak ceramahnya di bawah ini

|
Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat. Ustadz Adi Hidayat dalam satu ceramahnya pernah membahas mengenai berbagi makanan ke tetangga 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya  pernah membahas mengenai pentingnya berbagi  kepada orang di sekitar kita seperti tetangga

Hal ini termasuk amal sholeh yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada umat muslim.

Dalam kehidupan kita tak lepas dari orang di sekitar kita atau tetangga

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan pentingnya berbagi khususnya berupa makanan yang diperintahkan dalam Islam.

Sedekah adalah pemberian harta atau materi berupa apapun kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima sedekah.

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Urai Daftar Amalan di Hari Jumat, Berikut Keutamaannya

Baca juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Istisqa untuk Meminta Hujan, Buya Yahya Paparkan Hal Ini

Islam sangat menganjurkan amal shaleh salah satunya amalan sedekah yang senantiasa istiqomah dikerjakan.

Ustadz Adi Hidayat menerangkan anjuran Nabi Muhammad SAW adalah bersedekah makanan terutama untuk orang-orang sekitar rumah.

"Sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, beliau berkata walaupun masak kuah saja, jika baunya sampai ke tetangga, maka berikan kuah tersebut, ini supaya tetangga tidak salah paham, sebab saat ini banyak dijual bumbu-bumbu, misalnya opor namun yang dimasak tempe," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Di hadits tersebut tidak menyebutkan berbagi hanya dikhususkan untuk sesama muslim saja, namun boleh untuk umat agama manapun.

Bahkan berbagi kepada siapaun termasuk non muslim, hendaknya dilakukan sebelum orang-orang itu meminta.

"Itulah keindahan Islam, Allah memerintahkan berbagi dan Rasulullah SAW mengajarkannya kepada umat Islam," terang Ustadz Adi Hidayat.

Sama halnya hadist yang menyatakan tentang berbagi buah ketika pohonnya memasuki wilayah tetangga.

Pohon mangga misalnya, yang menjulur ke pekarangan tetangga atau jalan raya maka statusnya milik bersama.

"Kalau ada buah dari pohon yang keluar memasuki wilayah jalan umum atau tetangga, maka jangan protes kalau diambil orang karena hak berbagi, atau kalau misalnya buah dari pohon milik kita ke tetangga jangan sampai tetangga itu meminta, antarkan terlebih dulu, atau beri pesan agar langsung saja petik juga sudah matang dipohon, karena itu sudah menjadi haknya," papar Ustadz Adi Hidayat.

Hal ini turut berlaku tak hanya sesama muslim namun juga non muslim, jika orang non muslim bertanya tentang itu maka hendaknya menjelaskan bahwa ketentuan itu perintah dari Allah SWT.

Baca juga: Ustadz Abdul Somad Paparkan Mengenai Baca Surat Yasin di Malam Jumat, Simak Ceramahnya

Baca juga: Ustadz Khalid Basalamah Urai Anjuran Berjuang dalam Ketaatan, Hal Ini Seharusnya Dilakukan

Sehingga dengan siapapun kaum muslimin dapat berdamai dan dapat berdakwah dengan penuh ketenangan.

"Selalu melihat sesuatu dengan rahmat, saya diajarkan guru-guru melihat seorang pendosa sekalipun kita tidak tahu kapan dia akan bertaubat, selalu melihat celah kebaikan meski di diri seorang ahli maksiat," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Bergaul dengan orang-orang yang demikian maka hendaknya senantiasa mendoakan atau mengirim hal-hal yang baik, yang bisa jadi pintu hidayah bagi orang tersebut.

Ketika seseorang melakukan kesalahan, maka yang diperbaiki kesalahannya bukan mencela orangnya.

Di zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang sahabat yang wajahnya mirip seorang penjahat di masa jahiliyah.

"Termasuk penjahat akidah karena mengganti ajaran Nabi Muhammad SAW dengan berhala-berhala namanya Amr bin Luhay, Nabi SAW pun memberitahukan wajah sahabat mirip dengan penjahat dengan inisial fulan," urai Ustadz Adi Hidayat.

Sang sahabat Nabi pun khawatir karena Rasulullah SAW memberitahukan hal demikian, namun Nabi SAW mengklarifikasi bahwa tak semua wajah yang seperti itu memiliki sifat yang buruk.

Selain itu, dalam Islam orang yang jahat berperangai buruk tak selalu disebutkan nama dan hanya inisial.

"Firaun dan Abu Lahab adalah gelar saja, bukan nama asli, karena boleh jadi orang yang memiliki nama asli yang sama namun berbeda perilakunya, jadi kalau ada orang berbuat salah mohon maaf jangan dieksploitasi, disudutkan, jangan diburuk-burukkan namanya, karena khawatir orang yang bernama sama akan menanggung beban yang sama," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Selain makanan, sedekah lainnya juga bisa dilakukan, bahkan dianjurkan untuk mengamalkan amalan dengan cara yang cerdas.

"Contoh Anda punya uang Rp 50.000, dibelikan makanan dan disedekahkan pahalanya ada minimal 700 kali lipat. Kalau makanan ini kemudian jadi energi kemudian orang itu shalat Anda dapat bagian pahala sholatnya," papar Ustadz Adi Hidayat.

Jika kemudian energi habis, maka pahala yang didapatkan orang yang bersedekah akan selesai pula.

Cara cerdas agar pahala tak habis-habis, alternatifnya uang Rp 50.000 Anda belikan mushaf atau Alquran , kemudian disedekahkan kepada penghafal Alquran .

Entah bisa disimpan di mesjid atau langsung berikan kepada santri Hafiz Alquran.

"Pahala yang dibacakan penghafal Alquran dari setiap hurufnya adalah 10, satu huruf 10, tak pernah penghafal Alquran membaca hanya satu huruf, dan membacanya pun berulang-ulang," urai Ustadz Adi Hidayat.

Maka orang yang memberi Alquran  kepada penghafal Alquran sangat besar pahalanya dan tidak putus-putus atau yang disebut sedekah jariyah.

Simak Videonya

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved