Religi

Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, Begini Asal-usulnya

Penceramah Ustadz Khalid Basalamah memaparkan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW

Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Penceramah Ustadz Khalid Basalamah memaparkan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Khalid Basalamah memaparkan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW

Diterangkan Ustadz Khalid Basalamah, asal usul peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dilakukan pada 230 Hijriyah.

Dari sejarah itu, Ustadz Khalid Basalamah pun menyimpulkan mengenai hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Saat ini memasuki bulan Rabiul Awal 1445 Hijriyah atau dikenal pula dengan bulan maulid Nabi, bulan ketiga dalam sistem kalender Islam.

Baca juga: Waspada Berkeluh Kesah Saat Hadapi Ujian Allah, Ustadz Khalid Basalamah Ungkap Cara Agar Tak Merugi

Baca juga: Ustadz Khalid Basalamah Urai Anjuran Puasa Senin Kamis, Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Tradisi yang berkembang di sejumlah daerah di Indonesia adalah memperingati atau merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap masuk Rabiul Awal.

Umumnya acara maulid Nabi digelar di tempat keagamaan umat Islam, mesjid atau musholla.

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan asal-usul perayaan maulid Nabi SAW, yang mula-mula muncul pada 230 Hijriyah.

"Dan maulid Nabi muncul dari kerajaan dinasti Fatimiyah Syiah, yang dibentuk di Mesir, dan mereka memiliki enam macam maulid, sampai saat ini di Iran masih ada," jelas Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Lentera Islam.

Yang berpaham Syiah mengikuti ajaran ini, sangat disayangkan menurutnya, banyak ahli sunnah yang menarik ajaran ini ke pemahaman mereka.

Padahal jelas Syiah mengkafirkan sahabat, mengatakan Alquran kurang. Enam jenis maulid tersebut adalah Maulid Nabi Muhammad SAW, maulid Fatimah, maulid hassan, maulid Hussein, maulid Ali, dan mauli raja mereka.

"Banyak ahli sunnah di Indonesia yang membenci paham Syiah, karena paham Syiah jelas mengkafirkan sahabat, mencaci maki Abu bakar dan Umar, mengatakan Alquran kurang, tapi tidak sadar maulid yang dilakukan adalah acara dari orang-orang Syiah," terangnya.

Baca juga: Batasan Aurat Ibu di Hadapan Anak Dijabarkan Ustadz Khalid Basalamah, Hindari Hal Ini

Padahal Nabi Muhamamd SAW sendiri tak pernah merayakan maulid atau hari kelahiran dirinya.

Yang dilakukan Syiah pada acara maulid Nabi adalah berdzikir, baca shalawat berdiri dan menganggap ruh Nabi Muhammad SAW lewat.

"Kalau ditanya kenapa lakukan itu, jawabnya bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, bentuk cinta itu harusnya mengikuti dan mencontoh apa yang dilakkan dan diperintahkan saja, tidak menambah," tegas Ustadz Khalid Basalamah.

Jikalau kita menambah seakan kita mengatakan ada sesuatu yang masih belum disampaikan Nabi Muhammad SAW, padahal sebelum meninggal Nabi SAW telah menyampaikan semua.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved