Pilpres 2024

Alasan PKS Tolak Keras Wacana Dua Pasangan Capres di Pilpres 2024, Kritik Keras Elit Politik

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid membongkar kerawanan jika Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024 hanya akan diikuti 2 cawapres

Editor: Edi Nugroho
(Instagram/@ganjarpranowo) (Instagram/@ganjarpranowo)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Menhan Prabowo Subianto saat bertemu di Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jateng, Selasa (24/7/2023). 

Namun, secara tegas, HNW membantah argumentasi yang tidak berdasar ini.

Karena di era Reformasi inipun, Indonesia pernah dua kali menyelenggarakan Pemilihan Presiden yaitu pada tahun 2004 dan 2009, yang diikuti oleh lebih dari 3 pasang, malah pada tahun 2004 Pilpres terselenggara hingga dua putaran.

Tetapi tidak ada masalah dengan APBN dan tidak terjadi polarisasi dan pembelahan apalagi yang terus dirawat dan diwariskan hingga Pemilu berikutnya.

"Demokrasi memang perlu ongkos, tapi kalau yang diinginkan adalah biaya termurah, maka kembali saja pada pola Pilpres pada zaman Orba, dimana Presiden dipilih oleh MPR. Hal yang tentu mereka tolak juga," ucap HNW.

Karenanya menurut HNW, justru biayanya lebih besar untuk memperbaiki keterbelahan masyarakat akibat adanya polarisasi terkait Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 yang hanya menyediakan dua pasangan calon.

"Kita masih merasakan keresahan masyarakat yang terbelah karena pilpres 2014 dan 2019 yang hanya menyediakan dua pasangan calon saja.

Bahkan, polarisasi itu masih terasa hingga saat ini. Biaya menyembuhkan masyarakat dari pembelahan akibat polarisasi itu dirasakan lebih mahal dibanding biaya pilpres hingga putaran kedua sebagaimana terjadi pada Pilpres 2004,” ujarnya.

Baca juga: AHY Enggan Komentari Terlalu Jauh soal Kemungkinan 2 Poros di Pilpres 2024

HNW menjelaskan, peta perkoalisian partai-partai politik saat ini sebenarnya juga sudah mengarah kepada bisa hadirnya tiga pasangan calon.

Yakni, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Prabowo Subianto yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) serta PD.

Ganjar Pranowo yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Arah koalisi partai-partai yang berhak menyalonkan presiden sebenarnya sudah mengarah kepada bukan hanya dua pasangan calon presiden, tetapi memungkinakan adanya tiga pasangan calon.

Sehingga harapan Rakyat bisa diwujudkan, dan potensi pengulangan polarisasi di tengah masyarakat menjadi semakin mengecil.

Tinggal menunggu keberanian dari dua bacapres Ganjar dan Prabowo untuk segera mendeklarasikan pasangan cawapresnya," ucapnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved