Pilpres 2024

Sosok Asli Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden Arsjad Rasjid, se-TK dengan Putra Mega

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden Arsjad Rasjid mengaku sudah cukup lama mengenal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Editor: Edi Nugroho
Tribunnews.com
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat 

BANJARMASINPOST.CO.ID- Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden Arsjad Rasjid mengaku sudah cukup lama mengenal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Arsjad belajar di sekolah yang sama dengan putra pertama Megawati, yakni Mohammad Rizki Pratama atau Tatam. Megawati dan pimpinan Parpol koalisi menunjuk Arsjad menjadi komandan pemenangan Ganjar Pranono pada Pilpres 2024.

Berikut petikan lanjutan wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendara Putra dengan Arsjad:

Anda mengenal Bu Megawati sudah berapa lama?

Cukup lama sekali. Karena saya kebetulan satu sekolah dengan putra bu Megawati (Mohammad Rizki Pratama) Mas Tatam, waktu masih TK, lanjut ke SD. Kebetulan kan Pak Taufik Kiemas (suami Megawati, Red) itu orang Sumatera Selatan, ayah saya juga dari Sumsel.

Baca juga: Murid SDN Bahandang 1 Jejangkit Batola tak Bisa ke Toilet, Dampak Kebakaran Gedung Sekolah

Baca juga: Kisah Sukses Seniman Penyandang Disleksia asal Bogor, Taufik Produksi Diorama Bercerita

Jadi ada persaudaraan lah dari sisi itu. Ibu memang mengenal saya dari kecil. Tetapi dimulai dari saya berteman dengan Tatam, akhirnya saya pisah karena saya pergi ke luar.

Kapan bertemu Ibu Megawati terkait TPN?

Saya ketemu ibu Mega setelah itu (pengumuman Arsjad Rasjid jadi ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjra Presiden 4 September 2023, Red). Kalau ngobrol-ngobrol pas ketemu, iya. Namun tidak pernah berbicara spesifik mengenai TPN.

Katanya prosesnya dulu tidak demikian. Seharusnya ada rapat tertutup di mana saya akan dipanggil lalu diajak bicara. Ternyata terjadinya tidak demikian. Tapi ya sudah nasi sudah jadi bubur. Its ok move on.

Demokrasi di Indonesia mahal banget, Anda setuju tidak?

Setuju mahal.

Tentu politik ini membutuhkan logistik dan kebetulan Anda pengusaha. Bagaimana mengatur Pak Ganjar keliling Indonesia?

Kan bukan hanya Mas Ganjar tetapi semua calon harus. Indonesia ini bentuknya archipelago. Memang jauh-jauh. Harus muter-muter logistiknya. Alhamdulillah-nya sekarang ada digitalisasi. Dengan demikian bisa video. Bisa whatsapp video metodenya. Macam-macam.Ya pasti harus hadir namun bisa juga menggunakan teknologi.

Baca juga: Kepala BPBD Batola Sebut Kekompakan Pemdes Padamkan Karhutla di Wanaraya Kalsel Bisa Dicontoh

Baca juga: Nelayan Aluhaluh Kabupaten Banjar Panen Udang, Sekali Melaut Bisa Menangkap 100 Kg Lebih

Tapi perlu tidak TPN ini men-charter pesawat atau helikopter?

Begini itu semua harus didasari satu analisis keputusan. Misalnya nih kita mau berangkat ke sini maka kita lihat schedulenya pesawat bagaimana yang reguler. Kita tahu berapa biayanya. Saya orang yang biasa menganalisa biaya dan cost. Kalau nggak bagaimana kita mencari cost yang semurah-murahnya tapi jual semahal-mahalnya. Kan begitu kalau jualan ya. Ini kita mencari paling efisien dan efektif, Dan kita akan buat keputusan. Kalau nggak ada analisanya kita cari yang paling efektif dan efisien Itulah yang menjadi suatu keputusan nanti.

Sering orang bertanya TPN ini nantinya mengurusi gagasan atau tidak?

Iya dong. Setahu saya begitu. Makanya mesti jelas Mas Ganjar ini visi misinya ke depan gimana. Kita harus gali. Sudah ada sebetulnya, kita menggabungkan isi hatinya, pikirannya, kita kumpulkan lalu kita jabarkan.

Pak Arsjad dibantu Mantan Panglima Jenderal (Purnawirawan) Andika Perkasa, Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Gatot Edhy Pramono, Ulama besar/mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB), dan anak muda di Kabinet AngelaTanusudibyo. Apakah Anda turut memberikan saran dalam konstruksi pembentukan TPN?

Waktu itu Mas Andika juga kaget katanya. Yang saya tahu, itu adalah keputusan dari kerja sama politik yaitu memutuskan saya, Mas Andika, Mas Gatot, Mas TGB, dan Mba Angela. TPN ini kan belum efektif secara legal standing. Pada saat nanti diserahkan ke KPU itu baru efektif. Sekarang ini pembentukan baru disiapkan timnya. (Tribun Network)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved