Tajuk

Berharap Perang Hamas vs Israel Tidak Meluas

Dunia dikejutkan dengan serangan mendadak Hamas pada Sabtu (7/10) ke Isreal yang selama ini seolah tak tersentuh

Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Tajuk : Serangan Hamas ke Israel 

BANJARMASINPOST.CO.ID - SERANGAN mendadak Hamas pada Sabtu (7/10), yang juga disebut sebagai peringatan atas Perang Yom Kippur, menjadi pukulan telak bagi Israel yang selama ini seolah tak tersentuh. Serangan sekaligus menjadi kejutan bagi dunia internasional.

Pro dan kontra pun mengiringi kejutan ini, baik bagi negara-negara Arab maupun mereka yang ada di blok Israel. Dan memasuki hari keempat, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Selasa (10/10/2023) akhirnya menyampaikan sikap resmi dalam menyikapi perang besar antara Hamas dan Israel.

Poin penting dari Pemerintah Indonesia yang disampaikan juru bicara Kemlu Lalu Muhamad Iqbal adalah bahwa RI terus berkomunikasi dengan sejumlah negara dan organisasi internasional dalam rangka mengupayakan penghentian kekerasan.

Saat ini Pemerintah, melalui KBRI Amman, KBRI Beirut dan KBRI Kairo sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengevakuasi WNI di Palestina, khususnya 10 orang WNI di Jalur Gaza.

Kini Israel dengan membabibuta melakukan pembalasan dendam dengan mengarahkan moncong senjatanya ke Gaza.

Ancaman akan jatuhnya korban makin banyak, karena ada 2.375.259 juta orang penduduk yang tercatat mendiami Gaza berdasar data akhir 2022.

Bahkan bila tak segera ‘dilerai’ umat manusia di muka bumi bakal disuguhkan pemandangan mengerikan dari perang yang telah memakan korban 1.000 orang lebih. Karena saat ini keduanya sama-sama mengeluarkan ancaman ekstrem.

Israel bertekad melakukan pengepungan dan memutus semua bantuan dan logistik ke Gaza.

Sementara Hamas tak kalah nekat dan mengancam akan menayangkan eksekusi terhadap sandera jika serangan terus berlanjut.

Melihat perkembangan ini harapan yang utama ada dua, pertama perang ini tidak makin meluas dan kedua, dikembalikannya hak-hak Palestina yang selama sekian puluh tahun tertindas.

Dari skala peperangan terkini, keterlibatan Hisbullah di Lebanon dan negara-negara Barat yang pro Israel cukup sampai di sini saja, agar tidak menambah eskalasi menjadi perang berlarut.

Dengan peristiwa ini dunia harus sadar bahwa ada hak-hak Palestina yang selama ini diabaikan.

Seperti diketahui, Israel telah membunuh hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat sejak awal 2023. Sepanjang Juni Israel juga menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Tapi dunia internasional termasuk PBB tidak melakukan langkah konkret apapun atas berbagai kejadian itu.

PBB harus hadir tak hanya saat ini untuk mencegah makin banyak jatuh korban, namun juga menjadi wasit menegakkan sejumlah resolusi yang selama ini dikangkangi Israel. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Akhir Bahagia

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved