Berita Kotabaru
Kisah Satu Keluarga Pemandi Mayat di RSUD Kotabaru, Sehari Bisa Tangani Delapan Jenazah
Suriansyah (68) Duapuluh tahun menjadi tukang memandikan mayat. Tak hanya dirinya, istri dan putrinya juga melakoninya
Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Duapuluh tahun sudah pekerjaan yang dianggap sebagian orang menakutkan itu dijalani Suriansyah (68). Dia merupakan tukang mandikan jenazah.
Sepuluh tahun terakhir dilakoninya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangeran Jaya Sumitra (PJS) Kabupaten Kotabaru. Tentu banyak pengalaman yang dialami.
Demikian pula sang istri dan putri mereka. Keluarga ini memang ahli memandikan jenazah.
Jika mayatnya lelaki, maka yang memandikan adalah Suriansyah. Bila perempuan maka Suriansyah memanggil istri dan putrinya.
Suriansyah menjadi petugas pemandian mayat di RSUD PJS sejak 2013. Itu setelah dia purnatugas dari pegawai Kantor Perbendaharaan Kas Negara (KPKN) Kotabaru.
“Sebenarnya saat masih aktif di KPKN sering memandikan mayit, cuma di kampung bila ada yang meninggal,” tutur Suriansyah.
Setelah pensiun dari KPKN, pria yang juga ahli menyembelih dan memotong ternak seperti kambing dan sapi ini mendapat tawaran menjadi pemandi jenazah di RSUD PJS. Di sinilah banyak pengalaman dia alami karena beragam jenazah.
Mulai dari pasien sakit, korban tenggelam, korban pembunuhan, temuan mayat dan insiden lainnya. Bahkan ada beberapa yang tidak punya sanak keluarga di Kotabaru.
Saat pandemi Covid-19 melanda dunia tak kecuali Kotabaru, warga Jalan Karya Utama, Desa Semayap, Kecamatan Pulaulaut Utara ini mengalami kesibukan luar biasa.
“Saat pandemi Covid-19, sehari bisa sampai delapan jenazah yang harus dimandikan. Hampir setiap hari ada,” terang Suriansyah.
Saking banyaknya yang meninggal akibat Covid-19, meski mengenakan baju pengaman, Suriansyah sempat reaktif.
“Sudah pakai baju khusus tetap saja reaktif,” katanya.
Tidak menghadapi jenazah dengan berbagai penyebab kematian, Suriansyah juga kenyang menghadapi jenazah dengan berbagai kondisi.
“Ada mayat yang sudah busuk, tinggal separuh badan. Macam-macam,” sambung Suriansyah..
Walau begitu, Suriansyah sudah terbiasa menghadapi. “Waktu memandikan mayat yang sudah busuk, biasa-biasa saja. Tidak teringat-ingat apalagi sampai tidak bisa makan,” jelasnya.
Untuk kegiatan ini, Suriansyah tidak pernah meminta target bayaran. “Diberi berapa pun alhamdulillah, karena niat hanya membantu yang meminta tolong,” pungkas Suriansyah. (Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)
Kotabaru Alami Pemangkasan Dana Transfer ke Daerah Hingga Rp692 M, Termasuk DAK Fisik |
![]() |
---|
Tingkatkan Keterampilan Berbahasa Asing, Pelajar SMPN 2 Pulaulaut Timur Antusias Ikuti English Club |
![]() |
---|
Tegur Pengendara Merokok, Polisi di Kotabaru Bawakan Asbak di Lampu Merah |
![]() |
---|
Dikira Istirahat, Warga Asal Tarakan di Kotabaru Ditemukan Meninggal di Depan Kos |
![]() |
---|
BMKG Kalsel Imbau Masyarakat Kotabaru Mengecek Informasi Cuaca Sebelum Melaut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.