Berita

Warga Kandangan HSS Sulit Membeli Pertalite di SPBU, Harga Eceran Capai Rp 13 Ribu Per Liter

Warga Kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengeluhkan sulitnya membeli bahan bakar jenis pertalite di SPBU.

Penulis: Hanani | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/hanani)
Salah satu SPBU di Kabupaten HST. 

BANJARMASINPOST. CO. ID, KANDANGAN- Warga Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengeluhkan sulitnya membeli bahan bakar jenis pertalite di SPBU. Ketersediaan bahan bakar tersebut cepat habis, hanya dalam hitungan jam.

Pantauan banjarmasinpost. Co. Id, Sabtu (28/10/2023) kondisi tersebut terjadi hampir tiap hari. Husni, warga Kandangan mengatakan, jika mau membeli pertalite, harus pagi-pagi, maksimal pukul 10.00 wita. "Kalau lewat dari jam jam tersebut, jangan harap ada. Pasti sudah habis, " ungkap pengedara sepeda motor yang hendak ke Barabai, saat di SPBU jalan Jenderal Sudirman, Kandangan.

Menurutnya sejak harga pertamax dinaikkan pemerintah, kemungkinan banyak masyarakat berpindah menggunakan pertalite. Harga pertalite sendiri masih Rp 10.000 perliter. Sementara petugas di SPBU mengatakan, pasokan biasanya datang sore. Namun dia tak mengetahui persis berapa pasokan perhari untuk bbm jenis bersubsidi tersebut.

Baca juga: Intip Transaksi Digital Penjual Durian di Jalan Veteran Sungai Sipai Martapura, tak Perlu Bawa Uang

Baca juga: Nenek Pasar Lama Banjarmasin yang Diduga Dieksploitasi, Kini Sudah Dititipkan ke Rumah Singgah

Harga pertalite di eceran sendiri kini jadi lebih mahal. Di kios pengecer, Rp 13.000 per liter, sebelumnya pengecer menjual Rp 12.000 per liter.

"Soalnya membelinya di SPBU juga sulit. Kami pengecer harus antre lama, " ungkap pedagang pengecer di jalan Singakarsa. Sementara di Pertamini, harga pertalite juga dinaikkan menjadi Rp 12.500 perliter, dengan alasan yang sama, yaitu membelinya di SPBU harus antre lama.

Di Kandangan, HSS sendiri kini menjamur POM mini atau dikenal Pertamini, yang menjual bbm ke masyarakat dengan harga eceran. Warga berharap, pihak pengelola SPBU mendistribusikan bbm secara seimbang, dan lebih mengutamakan pengendara yang membeli untuk kebutuhan transportasi.

Selain bbm jenis pertalite, bbm bersubsidi jenis solar juga harus antre panjang. Abidin, sopir truk mengatakan, harus mengantre sejak malam hari untuk bisa membeli dengan harga subsidi. Tak heran, para sopir truk pun memarkirkan mobilnya di pinggir jalan sekitar SPBU sejak malam.

"Kadang kalau habis di SPBU terpaksa membeli di eceran dengan harga Rp 12.000 sampai Rp 13 ribu per liter, " Keluh Abidin. (banjarmasinpost.co.id/hanani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved