Btalk

Btalk : Tagline Caleg Minta Restu Terkesan Kosong

Tagline itu bagian dari identitas merek. Kalau dilihat dari baliho dan poster caleg, ada foto, logo dan tagline di dalamnya

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
capture Youtube BPost
Bincang Politik bersama Arief Budiman, dosen Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dalam Tribun Series Suara Rakyat dan Muhammad Hidayattollah (Dayat El), calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Mari perhatikan baliho calon anggota legislatif (caleg) yang bertebaran. Tak cuma foto dan identitas diri, banyak yang dilengkapi slogan atau tagline. Bahkan ada yang mengarah pada perang tagline.

“Bagi mereka yang tidak memiliki tagline, saya lihat banyak sekali baliho mohon doa restu. Itu terkesan kosong. Mereka harus membuat tagline yang mudah dikenali,” kata Arief Budiman, dosen Magister Manajemen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dalam Tribun Series Suara Rakyat, Selasa (7/11) sore.

Program bincang politik ini juga menghadirkan Muhammad Hidayattollah (Dayat El), calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Berikut petikan wawancara yang ditayangkan di akun Facebook BPost Online, Instagram Banjarmasin Post dan Youtube Banjarmasin News Video:

Mantan Nanang-Galuh Kalsel dan lulusan Sendratasik FKIP ULM, kenapa sekarang terjun ke dunia politik?

Hidayattollah: Saya melihat di 2019 ada anak muda yang maju yakni Agustin. Itulah yang menjadi pelopor. Saya melihat ada yang berani maju untuk kalangan muda. Makanya saya berani maju.

Sudahkah memiliki tagline?

Hidayattollah: Saya membuat tagline Wayahnya Nang Anum (waktunya yang muda). Saya juga meminta pendapat rekan dan guru spiritual.

Memang ada beberapa tagline yang sudah disiapkan. Namun Wayahnya Nang Anum yang dipilih.

Apakah tagline itu juga karena Anda merupakan calon paling muda?

Hidayattollah: Berdasarkan analisis, kami memang calon paling muda. Ini berdasarkan riset di beberapa daerah. Kalau di Kalsel, saya memang paling muda di 2024. Ada arti sesungguhnya juga berdasarkan tagline tersebut.

Pak Arief, apa fungsinya tagline dalam masa politik seperti sekarang ini?

Arief: Tagline itu bagian dari identitas merek. Kalau dilihat dari baliho dan poster caleg, ada foto, logo dan tagline di dalamnya. Tagline adalah frasa atau kata-kata mudah diingat pembacanya. Inilah digunakan untuk menarik masyarakat. Misal ada brand sepatu yang menggunakan tagline Just Do It. Nah, itu akan menjadi brand. Frasa harus menarik, unik, dan padat.

Bagaimana dengan penggunaan Bahasa Banjar?

Arief: Kalau berkaca pada tagline Hidayattollah, jelas sangat disarankan. Ini akan mendekatkan dengan pemilih khususnya anak muda. Tapi ingat tidak semua calon pemilih bisa berbahasa Banjar. Selain itu tagline Wayahnya Nang Anum memang terasa egosentris. Lalu yang tua mau dikemanakan?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved