Berita Balangan
Warga Paringin Balangan Terus Kembangkan Ulat Maggot, Bikin Pakan Kering dan Pupuk Organik
Satu inisiatif pemuda Desa Murung Ilung Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan untuk memanfaatkan sampah organik, akhirnya warga budidaya maggot
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, BALANGAN- Bermula dari inisiatif pemuda Desa Murung Ilung Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan untuk memanfaatkan sampah organik, akhirnya warga melakukan budidaya maggot atau ulat.
Menggunakan lahan milik desa, dibangunlah tempat budidaya pakan ternak tersebut. Kepala Desa Syahroni mengatakan pada 2021 tempat budidaya dibikin dari kayu dengan ukuran 4x4 meter persegi dan beratap daun rumbia.
Melihat adanya potensi untuk dikembangkan, PT Balangan Coal yang beroperasi di kawasan tersebut memberi bantuan mesin penggiling sampah.
PT Sapta Indra Sejati juga memberi bantuan pembangunan tempat budidaya yang lebih besar dan permanen dan pada 2022.
Baca juga: KPU Batola Belum Sosialisasi Akun Kampanye, Parpol Maksimal Hanya Boleh Punya 20 Medsos
Baca juga: Warga Banjarmasin Selatan Jadi Korban Muda Mudi Ala Gangster, Kapolresta : Masyarakat Jangan Resah
PT Adario juga memberikan bantuan berupa pembangunan gudang sampah sehingga pengolahan sampah dan budidaya berada pada satu kawasan dengan bangunan yang memadai.
Samadi, salah satu warga, setiap malam mengumpulkan sampah dari pasar, rumah makan dan warga, yang sudah diberitahu mengenai pemanfaatannya.
“Sampah organik yang terkumpul biasanya masih ada yang bercampur dengan plastik, maka harus dipilah terlebih dahulu sebelum diolah,” ujarnya.
Awalnya warga hanya membudidaakan maggot. Belakangan dilakukan pula peternakan ayam petelor. Hal ini karena kotoran ayam juga bisa dimanfaatkan untuk makanan maggot.
Saat ini PT Adaro bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalaui program Kedaireka, menempatkan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membantu pengembangan budidaya maggot di Desa Murung Ilung.
Shinti Frans Sisca, mahasiswi yang telah berada di Murung Ilung selama tiga bulan, mengatakan maggot tidak hanya bisa dijual dalam kondisi hidup, tetapi juga kering. Ini untuk memudahkan pemasaran.
“Dengan bahan baku yang cukup, maggot dapat menjadi pakan alternetif karena pellet semakin mahal,” ungkapnya.
Baca juga: Polisi Amankan Dua Kelompok Remaja, Empat Warga Banjarmasin Selatan Jadi Korban
Syahroni mengatakan warga telah bisa menetaskan sendiri telur lalat BSF. Anakan maggot akan hidup dalam wadah hatchery 5-7 hari. Setelah ukuran mencapai ukuran 3-4 sentimeter maka maggot siap dipindah ke dalam biopon. Dan diberi makan berupa sampah yang telah diolah, membutuhkan waktu sekitar dua minggu hingga memasuki masa panen. “Penjualan kami sudah sampai keluar daerah, seperti Martapura,” kata Syahroni.
Terpisah, Heriansyah Rusli, Section Head CSR Balangan Coal (BC) Group, mengatakan pada 2023, pihaknya juga bekerja sama dengan IPB untuk mengembangkan budidaya maggot di Balangan termasuk diversifikasi produk turunannya. Di antaranya pengembangan kasgot atau sisa media tumbuh kembang maggot untuk pupuk organik tanaman.
Dan pada Tahun 2024 rencananya akan melakukan duplikasi program ke beberapa desa melalui TPSTnya dengan program yang sama. Dengan minimal dua desa yang akan terduplikasi. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)
Seleksi Sekda Kabupaten Balangan Berlangsung, Tujuh Peserta Ikuti Assesmen, Ini Daftarnya |
![]() |
---|
Rute 7,3 Kilometer, Sanggam Funbike Dimeriahkan Lebih dari 1.000 Pesepeda di Balangan |
![]() |
---|
DKP3 Balangan Gencarkan Vaksinasi PMK, Jadwalkan Dua Kali dalam Setahun |
![]() |
---|
Dukcapil Balangan Datangi Desa Dayak Pitap, Beri Layanan Jemput Bola Pembuatan Dokumen Kependudukan |
![]() |
---|
Milenial’s Organizer Ajak Milenial Balangan Berkreasi, Dilarang Merokok dan Pegang HP Saat Bekerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.