Berita Internasional

Buntut Serangan Israel 2 Rumah Sakit di Gaza Stop Terima Pasien, Korban Luka-luka Banyak Tak Terawat

Gara-gara serangan militer Israel ke Rumah Sakit tercatat 2 RS terbesar di Gaza stop beroperasi, ini sebabnya

Editor: Irfani Rahman
(tangkapan layar/Palestine Info Center)
Kamp Pengungsi Jabalia Palestina yang dibombardir oleh tentara Israel dengan bom, korban dilaporkan lebih dari 400 orang. israel juga serang rumah sakit. Terbaru 2 rumah sakit di Gaza stop beroperasi 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Militer Israel sepertinya tak pandang bulu dalam melakukan serangan ke Gaza. Rumah Sakit yang ada di kota tersebut juga diserang.

Akibat serangan dan blokade pasukan Israel yang beralasan mencari milisi Hamas ini, rumah sakit sulit beroperasi.

Hal ini ditambah lagi dengan minimnya pasokan obat-obatan dan juga aliran listrik yang terputus.

Terbaru dua rumah sakit terbesar di Gaza yakni Al Shifa dan Al Quds, berhenti beroperasi pada Minggu (12/11/2023) setelah diserang Israel.

Kedua rumah sakit itu tak bisa menerima pasien baru lagi.

Staf mengatakan, serangan Israel ditembah kurangnya bahan bakar dan obat-obatan dapat mengakibatkan semakin banyak bayi dan pasien lain yang meninggal.

Baca juga: Serangan Israel ke Gaza Terus Makan Korban, Tercatat Lebih 11.000 Warga Palestina Tewas

Baca juga: Fakta Sosok Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Kediamannya di Serang Rudal Israel, Anak Pengungsi

Rumah-rumah sakit di wilayah utara Palestina tersebut diblokade oleh pasukan Israel dan hampir tidak mampu merawat para pasien di dalamnya.

Israel beralasan, mereka sedang memburu Hamas di wilayah tersebut dan penghuni rumah sakit harus dievakuasi.

Reuters melaporkan, separuh dari semua rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi, maka semakin sedikit pula tempat untuk menampung para korban luka.

“Anakku luka-luka dan tak ada satu pun rumah sakit yang bisa kutuju untuk mengobatinya,” kata Ahmed Al Kahlout yang melarikan diri ke selatan sesuai saran Israel karena khawatir tidak ada tempat yang aman di Gaza.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan, situasinya mengerikan dan berbahaya. Tembakan serta pemboman memperburuk keadaan yang sudah kritis.

"Tragisnya, jumlah kematian pasien meningkat secara signifikan," tulis Tedros di media sosial X, sebelumnya bernama Twitter. “Sayangnya, rumah sakit tersebut sudah tidak berfungsi.”

Dokter bedah plastik Ahmed El Mokhallalati di Al Shifa berkata, serangan di gedung inkubator membuat bayi prematur harus dibaringkan di tempat tidur biasa. Hanya ada sedikit daya yang tersedia untuk menghangatkan mereka.

“Kami memperkirakan akan semakin banyak yang meninggal dari hari ke hari,” kata Dr Ahmed.

Baca juga: Intip Senjata Mutakhir Hamas dan Israel Saat Konflik Berdarah di Palestina, Ada Rudal Fateh-110

Israel menuduh Hamas menempatkan pusat-pusat komando di bawah dan dekat rumah sakit, tetapi kelompok Palestina tersebut membantahnya.

Sumber : Kompas.com

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved