Pilpres 2024

Format Debat Pilpres 2024 Tak Diganti Meski Dikritik Presiden Jokowi, KPU: Sudah Pakem

Format yang digunakan dalam Debat Pilpres 2024 mendapat kritikan dari Presiden Jokowi, kendati demikian format tersebut tidak akan diganti.

Editor: Mariana
Youtube Kompas TV
Capres Prabowo, Anies, dan Ganjar saat Debat ketiga yang digelar KPU. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Format yang digunakan dalam Debat Pilpres 2024 mendapat kritikan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), kendati demikian format tersebut tidak akan diubah atau diganti.

Hal ini sebagaimana disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy'ari, pihaknya menegaskan tak akan mengubah format debat capres maupun cawapres Pemilu 2024.

Sebelumnya Jokowi memberikan masukan atau kritik yang mengatakan debat capres-cawapres Pilpres 2024 perlu diformat lebih baik.

Hasyim menjelaskan, format debat yang telah dan akan dilaksanakan oleh KPU sudah disepakati oleh seluruh tim sukses pasangan capres-cawapres.

"Jadi, kalau sudah jadi pola, sudah pakemnya, ya, kita ikuti. Kalau ada perubahan, pasti akan menimbulkan pertanyaan berikutnya, kenapa polanya diubah?" kata Hasyim di Jakarta, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: Viral Ibu di Riau Ngamuk ke Karyawan Minimarket Imbas Makanan Bayi Expired, Manajemen Minta Maaf

Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Rabu 10 Januari 2024, Sedia Payung Kalsel, Waspada Hujan Petir Riau dan Jabar

Dia pun menegaskan pihaknya tidak akan membuat rambu-rambu baru pada debat berikutnya, yang masih akan berlangsung dua kali yakni debat keempat yang akan menampilkan cawapres dan debat kelima yang akan menampilkan capres.

Presiden Jokowi mengaku kecewa dengan debat Pilpres 2024. Jokowi meminta KPU mengubah format debat Pilpres 2024 agar bisa lebih berbobot dan mendidik bagi masyarakat.

Hal itu diungkapkan Jokowi ditanya soal debat Capres yang berlangsung Minggu (7/1/2024) seperti dikutip Tribunnews.com.

Menurut Jokowi substansi serta visi dari para Capres tidak terlihat dalam debat. Jokowi menilai para Capres lebih banyak menyerang satu sama lain saat debat.

"Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan, yang kelihatan justru saling menyerang," kata Jokowi di Kampung Kecil, Kawasan Serang, Banten, Senin, (8/1/2023).

Jokowi mengatakan saling menyerang saat debat tidaklah masalah. Asalkan kata Presiden sesuai dengan kebijakan serta visi dan misi yang diusung.

Namun selama ini kata Presiden Jokowi, debat Capres cenderung menyerang pribadi Capres sehingga tidak ada hubungannya dengan konteks debat.

Misalnya saja yang terjadi pada debat Capres ketiga menurutnya kurang memberikan pendidikan dan tidak mengedukasi masyarakat.

"Tapi kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam," katanya.

Jokowi yakin banyak masyarakat yang kecewa dengan debat tersebut. Maka dari itu Jokowi meminta format debat diubah sehingga bisa menonjolkan visi misi para Capres.

Nantinya Jokowi tidak mau debat Capres menyerang personal kontestan melainkan fokus ke isi debat.

"Sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu, sehingga hidup, saling menyerang engga apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira engga baik dan engga mengedukasi," pungkasnya.

Sebelumnya, sesi pertama debat capres jilid 3 Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan dan nomor urut 2 Prabowo Subianto saling serang lewat argumentasinya sementara Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo main aman.

Kekecewaan Jokowi soal Debat Ketiga untuk Tutupi Ketidakmampuannya Arahkan Menhan

Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti memandang kekecewaan Presiden Joko Widodo terhadap debat ketiga Pilpres 2024 untuk menutupi ketidakmampuannya mengarahkan Menteri Pertahanan yang juga calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Arahan yang dimaksud Ikrar yakni terkait dengan kebijakan pertahanan apa yang harus dilaksanakan.

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi TPN Ganjar-Mahfud dengan topik Menakar Pembaruan Alutsista dan Hubungan Internasional: Geopolitik Terkini dan Daulat Industri Pertahanan Dalam Negeri di Media Center TPN Ganjar-Mahfud Menteng Jakarta Pusat pada Selasa (9/1/2024).

"Pernyataan kekecewaan presiden itu ya, itu hanya untuk menutupi bahwa dia sendiri sebagai presiden tidak mampu mengarahkan kepada Menhan mengenai kebijakan-kebijakan pertahanan apa yang harus dilaksanakan," kata Ikrar.

Selain itu, ia pun mengutip poling yang menyatakan rakyat kecewa dengan performa Prabowo karena dianggap tidak menguasai soal pertahanan.

Ia pun meragukan kemampuan Prabowo untuk memahami kebutuhan personel TNI baik di matta darat, laut, maupun udara.

Selain itu menurutnya, apa yang disampaikan oleh calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan yang menyinggung soal penguasaan lahan Prabowo dan kesejahteraan personel TNI sama dengan apa yang disampaikan oleh Jokowi saat debat Pilpres pada Pilpres 2019.

"Dulu waktu zaman SBY itu kok bisa kenaikan gajinya bisa sampai sekian persen dan berapa kali terjadi. Sekarang kok enggak? Sebetulnya pertanyaan-pertanyaan ini sah, kenapa?" kata dia.

"Karena dulu ada itu orang-orang jenderal itu yang mengatakan ke saya 'Mas Ikrar, prajurit itu kalau habis jaga di rumahnya perwira tinggi TNI dan kemudian dia pulang ke rumah, itu benar-benar seperti bumi dengan langit. Dia melihat misalnya beberapa rumah perwira TNI itu sudah benar-benar seperti istana, pas dia pulang kayak gubuk"," sambung dia.

Ia pun meminta para elit yang memiliki jabatan-jabatan penting di negara untuk membuka mata perihal apa yang dirasakan rakyat kecil.

Menyinggung gerakan Ratu Adil, Ikrar memandang gerakan tersebut bukanlah untuk mencari sosok pemimpin yang bisa menjadi Ratu Adil.

"Tapi bagaimana yang namanya penguasa itu punya hati nurani nggak melihat ketidakseimbangan atau kemiskinan yang masih terus terjadi dari era sebelum kemerdekaan sampai detik ini. Jadi itulah keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia itu apakah kemudian Presiden Jokowi itu menyadarinya, dan juga kemudian apakah Prabowo itu juga menyadarinya?" tanya dia.

"Sehingga kemudian yang namanya prajurit itu kesejahteraannya yang terkait dengan perut terjamin, yang terkait dengan sandang itu juga terjamin, dan yang juga terkait dengan papan itu juga terjamin," sambung dia.

Diberitakan sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengomentari acara debat ketiga Pilpres yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Minggu malam 7 Oktober 2023. Menurut Presiden substansi serta visi dari para Capres tidak terlihat dalam debat. Jokowi menilai para Capres lebih banyak menyerang satu sama lain saat debat.

"Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak keliatan, yang keliatan justru saling menyerang," kata Jokowi di Kampung Kecil, Kawasan Serang, Banten, Senin, (8/1/2023).

Jokowi mengatakan saling menyerang saat debat tidaklah masalah.

Asalkan kata Presiden sesuai dengan kebijakan serta visi dan misi yang diusung.

Baca juga: dr Zaidul Akbar Bagikan Solusi Atasi Asam Urat, Imbau Konsumsi Wedang Jahe dan Lakukan Ini

"Tapi kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan dan lain lain saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton," katanya.

Jokowi yakin banyak masyarakat yang kecewa dengan debat tersebut. Ia meminta format debat diubah sehingga bisa menonjolkan visi misi para Capres.

"Sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu, sehingga hidup, saling menyerang engga apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira engga baik dan engga mengedukasi," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dikritik Preiden Jokowi, Ketua KPU Tak Akan Ubah Format Debat Capres Begini Alasannya

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved