Thibbun Nabawi
Keseringan Sendawa Ternyata Efek dari Kebiasaan Makan, Ustadz Abdurrahman Dani Beri Tips Sehat
Menurut ilmu Thibbun Nabawi, ada beberapa hal yang dapat memicu terjadi sendawa pada tubuh manusia, sebagaimana dijelaskan Ustadz Abdurrahman Dani.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Menurut Thibbun Nabawi, makan sebaiknya mengkonsumsi pangan seimbang, dan tidak asal-asalan sebab bisa berpengaruh buruk pada kesehatan.
Misalnya, sendawa ternyata merupakan dampak dari kebiasaan yang tanpa sadar kita lakukan saat makan.
Menurut ilmu Thibbun Nabawi, ada beberapa hal yang dapat memicu seringnya terjadi sendawa pada tubuh manusia, sebagaimana dijelaskan ahli kesehatan Thibbun Nabawi, Ustadz Abdurrahman Dani.
Dilansir melalui unggahan di akun @abdurrahmandani.official, Kamis (11/1/2024) Ustadz Abdurrahman Dani mengungkapkan mayoritas seringnya terjadi sendawa adalah akibat uap menumpuk usai mengonsumsi makan kurang seimbang.
Dalam unggahan video tersebut, Ustadz Abdurrahman Dani juga membeberkan 2 alasan yang menjadi penyebab seringnya mengalami sendawa.
Baca juga: Pangan yang Baik Disantap saat Perut Kosong Menurut Thibbun Nabawi, Ini Kata Ustadz Abdurrahman Dani
Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Besok 19 Februari 2024: Kalsel Cerah Berawan, Potensi Hujan di Sumut dan Jatim
Pertama kombinasi makanan yang memiliki sifat sama contohnya mengonsumsi nasi dan ayam yang sama-sama memiliki sifat kering lembap.
Kedua, biasa makan diatas jam pencernaan sudah beristirahat seperti saat malam hari. Hal ini disebabkan oleh makanan yang sudah dikonsumsi akhirnya tak bisa dicerna.
Ustadz Abdurrahaman Dani juga menuturkan, penumpukan uap dalam tubuh ini bisa membahayakan dan menjadi racun.
“Jadi uap, racun dalam tubuh anda maka akan naik ke kepala anda, makanya subhanallah kalau anda masih bisa kentut dan sendawa itu nikmat luar biasa,” ujarnya.
Sementara itu, ada beberapa makanan yang dengan mudah menimbulkan gas atau uap dalam tubuh.
Melansir dari Livestrong, berikut adalah 7 makanan yang dapat menimbulkan gas sehingga membuat seseorang sering mengeluarkan kentut:
1. Bawang Merah dan Bawang Putih
Bawang merah dan bawang putih memiliki konsentrasi fruktan yang tinggi, yakni sejenis karbohidrat yang sulit dicerna dan dapat menyebabkan gas, kata Finkel.
Fruktan memang sangat sulit dihindari karena begitu banyak resep makanan yang mengandalkan bawang bombay dan bawang putih untuk aroma masakan.
Tapi kabar baiknya, memasak dapat membantu memecah senyawa ini.
Kandungan fruktan dapat larut dalam air.
Menurut Monash University, memasak bahan dapur ini dalam hidangan berbahan dasar minyak adalah cara yang bagus untuk mendapatkan cita rasa masakan tanpa fruktan.
Setelah memasaknya dalam sesuatu seperti tumis, bawang bombay dan bawang putih bisa dibuang untuk mengurangi efeknya pada sistem pencernaan.
Jika kepekaan terhadap bawang dan bawang putih sangat parah, cobalah bereksperimen dengan menukar bawang merah dan bawang putih dengan mirepoix adas dan wortel.
Menurut Christy Brissette, RD, pendiri 80 Twenty Nutrition, penambahan bahan ini dalam masakan dapat menambah cita rasa tetapi lebih mudah untuk dicerna.
2. Buah-buahan FODMAP Tinggi
FODMAP (Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides dan Polyols) adalah jenis karbohidrat tertentu yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh manusia.
Menurut Finkel, FDOMAP merupakan penyebab umum terjadinya gas, terutama bagi orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS), pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil (SIBO), intoleransi laktosa dan sensitivitas GI lainnya.
Memang, tidak semua buah menjadi penyebab terjadinya gas.
Adapun buah yang tergolong FODMAP tinggi ialah :
- apel
- pir
- mangga
- ceri
- buah kering
- aprikot
- buah ara
Buah-buahan ini memiliki konsentrasi fruktosa yang tinggi.
Menurut Mayo Clinic, jika sistem tidak dapat mencernanya dengan baik, dapat menyebabkan gas, sakit perut, dan diare.
Jika dirasa buah-buahan itu bermasalah bagi pencernaan Anda, cobalah untuk mengonsumsi buah yang rendah fruktosa, seperti melon, pisang, stroberi dan jeruk.
Setelah merasa nyaman, Anda dapat perlahan memasukkan kembali buah-buahan fruktosa tinggi ke dalam rutinitas makan Anda.
"Kadang-kadang itu semua tentang jumlah. Anda akan menemukan bahwa Anda bisa membuat apel sehari, tapi tidak semangkuk besar ceri juga," kata Brissette.
3. Sayuran Cruciferous
Brokoli, kubis, dan kubis brussel bisa menjadi asupan yang keras bagi sebagian orang.
Menurut Brissette, sayuran Cruciferous mengandung raffinose, jenis gula lain yang sulit dipecah dan terkadang membuat perut merasa kembung dan kesakitan.
Memasak dapat membantu mengurangi dampak dari jenis sayuran ini.
Proses memasak dapat merusak kandungan raffinose.
Jika mengalami kram dan sakit perut lainnya setelah memakan sayuran ini, mungkin Anda perlu mengurangi jumlah porsinya saat dikonsumsi.
Brissette menyarankan sebaiknya mengonsumsi sayuran jenis ini satu cangkir per porsi maksimal.
Pertimbangkan pula mengonsumsinya dengan olahan yang lebih mudah dicerna.
4. Gula Alkohol
Alkohol gula biasanya sering ditambahkan dalam makanan kemasan yang ditandai "bebas gula", serta makanan-makanan berlabel "diet" untuk mengurangi jumlah kalori mereka.
Xylitol, sorbitol, maltitol, dan erythritol adalah contoh gula alkohol yang sering digunakan untuk menambah rasa manis, massal, dan tekstur pada makanan.
Menurut Brissette, semua bagian alkohol tersebut tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Bagian yang tidak tercerna itu akan masuk ke usus besar, yang bisa kemudian dapat menghasilkan gas dan terkadang menimbulkan kram atau ketidaknyamanan pada perut.
Akan tetapi, ada beberapa tubuh yang baik-baik saja memakan gula alkohol.
Menurut studi yang diterbitkan di International Journal of Dentistry pada tahun 2016, bagi yang memiliki masalah GI seperti IBS, penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, gula alkohol dapat membuat mereka mengalami efek tidak nyaman tertentu, termasuk gas, kembung dan diare. .
Studi tersebut juga menemukan bahwa xylitol cenderung ditoleransi lebih baik daripada alkohol gula lainnya.
Jadi jika Anda sering mengonsumsi makanan yang mengandung gula alkohol, periksa daftar bahan untuk xylitol.
Brissette juga menyarankan untuk mencari produk yang dimaniskan dengan stevia, yang juga diketahui dapat mengurangi kembung dan gas.
5. Produk susu
Seiring bertambahnya usia, kita cenderung mengalami lebih banyak kesulitan dalam mencerna produk dari susu.
Orang dengan intoleransi produk susu tidak dapat sepenuhnya mencerna laktosa, sejenis gula yang ditemukan dalam susu.
Menurut Mayo Clinic, biasanya ini terjadi karena usus kecil tidak menghasilkan cukup laktase, enzim yang bertanggung jawab untuk mencerna susu.
Orang dengan kadar laktase rendah tetap dapat mencerna susu.
Tetapi jika kadarnya terlalu rendah, mereka mungkin mengalami gejala, seperti mual, kembung, kram perut, gas, dan diare.
Sementara kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa tidak harus melepaskan semua produk susu untuk mengelola kondisinya.
6. Biji-bijian Utuh
Biji-bijian dapat membuat saluran pencernaan tetap sehat, menstabilkan gula darah dan menyediakan serat, yang dapat membantu sejumlah kondisi termasuk pengelolaan berat badan.
Sebuah studi oleh National Food Institute, Technical University of Denmark yang dibahas dalam artikel ilmiah Januari 2019 di Gut menemukan bahwa ketika orang dewasa yang kelebihan berat badan mengganti produk biji-bijian olahan dengan varietas biji-bijian utuh, mereka akan kehilangan berat badan, makan lebih sedikit, dan mengalami pengurangan peradangan di tubuh.
Namun dibalik manfaat itu, biji-bijian berserat juga bisa menjadi kejutan bagi sistem pencernaan, terutama jika menambahkannya ke dalam makanan terlalu cepat.
"Tubuh Anda perlu menyesuaikan diri karena serat menghasilkan massa dan menggerakkan berbagai hal melalui sistem Anda dengan cepat," kata Brissette.
Dia merekomendasikan untuk memperkenalkan makanan kaya serat secara bertahap .
Perlu juga meningkatkan asupan air untuk melancarkan peredarannya di saluran pencernaan.
Baca juga: Tingkah Lucu Kucing Bobby, Peliharaan Prabowo Subianto saat Bersua Dubes Tiongkok: Ikut Foto Bareng
Jika tidak, mungkin ada serat kering yang menempel seperti batu di usus besar, yang bisa menjadi penyebab gas dan kembung.
7. Makanan Goreng
Banyak orang menemukan bahwa makanan berminyak membuat mereka merasa kurang enak setelah semua makanan habis.
Makanan yang digoreng dan berminyak biasanya menyebabkan gas karena penuh lemak.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)
Penderita Diabetes Berisiko Impoten, Ustadz Abdurrahman Dani Sarankan Pola Makan yang Sehat |
![]() |
---|
Cara Atasi Pusing Karena Cuaca, Berikut Tips Ustadz Abdurrahman Dani Menurut Thibbun Nabawi |
![]() |
---|
Pengobatan Pusing Akibat Udara Dingin Ala Thibbun Nabawi, Ustadz Abdurrahman Dani Beri Penjelasan |
![]() |
---|
Penderita Diabetes Wajib Tahu, Khasiat Jus Buah Delima dan Rendaman Gandum ala Pakar Thibbun Nabawi |
![]() |
---|
Larangan Tidur Setelah Makan Diuraikan Ustadz Abdurrahman Dani, Picu Penyakit Ini bagi Tubuh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.