Berita Tanahlaut

Dinkes Tala Sebut Kasus DBD Turun, Imbau Warga Gunakan Semprotan Nyamuk

Dinkes Tala umbau warga untuk selalu waspada Penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Irfani Rahman
Foto Ist Dinkes Tala
Fogging dilakukan petugas 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga saat ini masih terjadi.

Bahkan satu orang warga di Desa Gunungmelati, Kecamatan Batuampar, berdasar informasi terhimpun Selasa (5/3/2024), dikabarkan meninggal akibat DBD

Namun menurut pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Tala belum tentu dikarenakan demam berdarah. Pasalnya dalam banyak kasus meninggal yang santer disebut DBD di kalangan masyarakat, namun ternyata dikarenakan penyakit lain.

"Untuk mengetahui apakah meninggal akibat DBD, kita harus lihat datanya, hitam putihnya," ucap Kepala Dinkes Tala dr Hj Isna Farida.

Ia mengatakan bisa jadi penyebab kematian dikarenakan penyakit lain yang telah lebih dulu dialami. "Dengan kata lain berbarengan sehingga tidak murni karena DBD," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk memperkuat kesling (kesehatan lingkungan) guna mencegah penularan DBD. Caranya cukup mudah yakni menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Baca juga: Warga Gunungmelati Dikabarkan Meninggal Kena DBD, Kades Minta Dilakukan Fogging di RT Lain

Baca juga: Kabur Saat Penggebekan Juni 2023 Lalu, DPO Kasus Sabu Puluhan Gram Disergap Petugas di Alalak Batola

Saat ini curah hujan memang cenderung menurun. Namun demikian kewaspadaan tetap penting karena di tempat tertentu masih dimungkinkan ada genangan-genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan atau kembang biak nyamuk aedes aegypti.

Sebagai informasi, nyamuk berwarna hitam berbintik putih ini adalah vektor atau perantara penularan virus DBD. Nyamuk ini hanya berkembang biak di air jernih seperti genangan air hujan di ban bekas, vas bunga, di botol bekas air mineral, bak mandi, dan sejenisnya.

Karena itu, kata Isna, semua tempat atau barang yang bisa menampung air hujan harus dibersihkan. Termasuk pagar bambu yang kerap dipasang pada momen Agustusan, juga mesti diwaspadai karena bagian atas bisa menampung air hujan.

Sedangkan fogging, sebut Isna, merupakan upaya tambahan untuk membantu pencegahan penularan DBD. Namun ini langkah terakhir karena tingkat keefektifannya juga rendah dikarenakan cuma membunuh larva dewasa aedes aegypti.

Pihaknya juga tetap melakukan fogging di lokasi yang ditemukan kasus positif DBD. Juga melayani permintaan masyarakat dengan pertimbangan tertentu.

Ia mengatakan untuk keperluan pembasmian nyamuk dewasa aedes aegypti, masyarakat bisa melakukan secara mandiri yakni menggunakan insektisida antinyamuk atau yang familiar disebut semprotan nyamuk.

Baca juga: Dua Warga Tanbu Ini Nekat Bisnis Cetak SIM Palsu, Terungkap Gegara Lamaran Kerja

"Itu sama saja dengan fogging. Tentu kapasitas menyemprotnya harus dimaksimalkan agar benar-benar menjangkau semua tempat yang dimungkinkan ada nyamuk dewasa aedes aegypti-nya," tandas Isna.

Dikatakannya kasus penularan DBD di Tala saat ini cenderung mengalami penurunan. Contohnya pada Januari 2024 tercatat 148 kasus positif, dan hingga 23 Februari turun menjadi hanya 131 kasus.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved