Serambi UmmaH

Penjual Makanan di Batola Tutup Sebulan Demi Isi Ramadan 1445 Hijriah dengan Bermacam Amalan

Insya Allah, umat Islam di seluruh penjuru dunia akan memasuki Ramadan 1445 Hijriah pada awal pekan depan.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Mulyadi Danu Saputra
banjarmasin post/rizali rahman
Ilustrasi buka puasa 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Insya Allah, umat Islam di seluruh penjuru dunia akan memasuki Ramadan 1445 Hijriah pada awal pekan depan.


Pengikut Muhammadiyah akan mulai berpuasa pada Senin (11/3/2024), sedangkan pemerintah kemungkinan sehari berselang.


Kepastiannya menunggu sidang isbat yang akan dilaksanakan pada Minggu (10/3/2024) di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jakarta.


Sidang isbat diawali pemantauan posisi hilal mulai pukul 17.00 WIB. Pemantauan hilal dilakukan pada 134 titik di beberapa wilayah Indonesia.


Sejak beberapa waktu lalu, atmosfer Ramadan sudah mulai terasa di Kalimantan Selatan. Baik melalui kemunculan buah khas bulan puasa, apalagi kalau bukan kurma, maupun buka puasa sunah yang digelar di beberapa masjid dan musala di Kota Banjarmasin dan sekitar.


Ramadan memang selalu disambut sukacita dan antusias oleh kaum muslim. Pasalnya Allah SWT tebarkan rahmat dan ampunan serta pahala dilipatgandakan. Tidak heran bila orang berlomba-lomba perbanyak amalan.


Supriatin, warga Kelurahan Marabahan Kota di Kabupaten Barito Kuala (Batola), mengaku sejak 15 hari jelang Ramadan sudah siap secara lahir dan batin.


Tradisi membeli sembako jelang Ramadan, tidak pernah dilakukan selama hidupnya.
Itu karena harga bahan pokok di pasar murah dan di pasar tradisional, tidak terlalu jauh beda, kisaran Rp 2.000 hingga Rp 3.000 saja.


Menurut Atin, Ramadan mengharuskan hidup sederhana, persiapan sahur maupun buka puasa tidak terlalu mewah. "Biasa dan sederhana, sekadar kenyang untuk menguatkan beribadah saat di siang hari saja," tuturnya kepada Serambi UmmaH.


Ibu rumah tangga dan pengelola warung makanan itu menutup usahanya sejak Jumat (7/3/2024). Dia tidak berdagang hingga 10 hari setelah Lebaran yang diperkirakan jatuh pada 10 April 2024.


"Pokoknya selama Ramadan, spesial ibadah dan puasa enam Syawal. Sudah 11 bulan berdagang, satu bulan khusus ibadah salat tarawih dan salat subuh di musala dekat rumah," ujar Atin.


Tak lupa tadarus Al-Qur'an dan mengerjakan amalan kebajikan saja selama Ramadan.
Untuk tradisi menyambut Ramadan, dia sebelum mertuanya meninggal dunia, rutin mudik ke pulau Jawa pada 25 Syakban.


"Kami puasa dan Lebaran di Jawa. Selama di sana melaksanakan tradisi ruwah dan memberi nasi liwet," katanya. Tahun ini, Atin berpuasa dan berhari raya di Marabahan bersama orangtua dan suaminya.


Lain lagi pengalaman Fakhrudin, warga Desa Asia Baru Kecamatan Kuripan, juga di Kabupaten Batol. Desanya bakal lebih semarak karena para santri yang liburan, sementara meninggalkan pondok pesantren.


Kemudian membuat suasana desa dengan warna-warni lampu hias di tiap rumah, sehingga terlihat semarakkan menyambut bulan suci itu.


"Saya memotivasi anak-anak saja agar meramaikan Ramadan dan itu sudah tradisi, seperti tadarusan menjelang berbuka puasa," kata lelaki yang dipercaya sebagai kepala desa ini.


Kegiatan lainnya, aktivitas bagarakan sahur dengan sound system yang ditempatkan di gerobak dorong berkeliling membangunkan warga. (banjarmasinpost/mukhtar wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved