Menyambut Pilkada 2024

BANJARMASINPOST.CO.ID - Rekapitulasi penghitungan suara secara nasional untuk pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan anggota legislatif (Pileg) masih berlangsung dan diprediksi mencapai finalnya pada 20 Maret 2024.

Namun, di beberapa daerah atensi masyarakat pada politik di tingkat daerah tampaknya sudah mulai beralih ke pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Padahal, pelaksanaannya masih cukup jauh digelar, yakni 27 November mendatang atau kurang lebih delapan bulan lagi. Namun, aura menuju ke sana sudah mulai terasa, setidaknya di Kalimantan Selatan.

Mulai dari perbincangan publik hingga media mulai menghangatkan lagi suhu politik tentang sosok calon pimpinan daerah. 

Apalagi tahun spesial karena merupakan Pilkada serentak, pertama kali digelar di Indonesia. Tentu saja dinamikanya lebih kompleks ketimbang sebelumnya.

Waktu delapan bulan sampai hari H pemilihan pada 27 November 2024 mendatang masih cukup panjang untuk rakyat mengenali calon pemimpinnya.

Maka, menjadi hal yang wajar ketika masyarakat mencari tahu siapa saja bakal calon yang akan berkompetisi.

Di sisi lain, para kandidat harus mulai berani tampil menunjukkan kapabilitasnya menggunakan semua platform baik yang dimilikinya maupun media mainstream agar elektabilitasnya kian menanjak.

Penyelenggara Pemilu harus mulai bersiap menyosialisasikan Pilkada.

Demikian pula pemerintah daerah melalui Kesbangpol, khususnya Desk Pilkada karena kesuksesan penyelenggara salah satu indikatornya adalah tersampaikannya informasi tentang pesta demokrasi tingkat lokal ini dan ukurannya angka partisipasi pemilih yang meningkat.

KPU RI telah menyediakan Sistem Informasi Pencalonan (Siakba) untuk memudahkan proses pendaftaran dan verifikasi pasangan calon.

KPU juga menyediakan Help Desk Pilkada untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi terkait Pilkada 2024.

Namun, satu hal yang patut digarisbawahi dari perspektif pemilih, Pilkada 2024 adalah sama seperti Pileg maupun Pilpres 2024, yakni dominasi pemilih adalah kelompok milenial dan Gen Z yang notabene didominasi pemilih pemula, pemilih yang baru pertama menggunakan hak pilihnya di Pilkada.

Siapa yang bisa menarik hati mereka, maka kemungkinan besar akan mendulang dukungan yang besar pula. Dan ingat, hasil Pilpres dan. Pileg tidak inline atau bisa dipastikan tidak sama, karena dinamikanya berbeda. (*)