Liverpool Diejek Soal Saga Transfer, Penghinaan Rp1,2 Triliun Telah Menjadi Berkah Tersembunyi Klopp

Tidak ada seorang pun yang meramalkan seberapa cepat nasib lini tengah Liverpool akan berubah.

Pada bulan November, dengan Bajcetic dan Thiago kembali absen tanpa batas waktu, transformasi Mac Allister menjadi pemain nomor enam telah selesai.

Namun saat ia mengalami cedera saat melawan Sheffield United pada Desember lalu, inilah saatnya Endo bersinar.

Keduanya sekarang menjadi favorit penggemar, dan mengejek keraguan para kritikus tentang kemampuan mereka memainkan peran yang lebih dalam untuk Liverpool.

Tentu saja, dengan Endo yang kini sudah sepenuhnya menetap di Inggris, Mac Allister telah dibebaskan untuk memainkan peran yang lebih maju selama sebulan terakhir.

Dan apakah dia bersinar dengan empat gol dan empat assist dari tujuh penampilan terakhirnya sebagai starter.

Dengan Jones dan Alexander-Arnold yang hampir kembali dari cedera, dan pemain seperti Harvey Elliott , Ryan Gravenberch dan Bobby Clark , bahkan tanpa Bajcetic dan Thiago, ruang mesin Klopp terlihat sangat kuat.

Prospek seperti itu tidak terbayangkan selama perjuangan musim lalu karena The Reds gagal lolos ke Liga Champions dengan skuad yang menua dan lini tengah yang rusak.

Selama penutupan musim ketika mereka kehilangan Henderson, Fabinho, James Milner , Naby Keita dan Alex Oxalde- Chamberlain.

Di awal musim ketika mereka mengalami saga transfer yang berantakan sebelum akhirnya menentukan solusi yang jauh dari ideal.

Endo sejak itu mengakui bahwa dia sangat sadar bahwa dia hanya berakhir di Anfield karena kegagalan transfer Liverpool ke tempat lain.

“Jika saya mendapat kesempatan (bermain di Inggris), saya merasa akan pergi ke Liverpool karena Liverpool memiliki banyak pemain yang keluar,” katanya baru-baru ini kepada layanan streaming Jepang Abema.

Henderson, Fabinho, keduanya gelandang.

“Saya pikir Caicedo akan menandatangani kontrak untuk Liverpool. Saya ingat melihat di berita bahwa kesepakatan sudah dekat dengan Liverpool). Saya pikir saya akan kalah, dan kemudian dia pergi ke Chelsea," katanya.

“Pemain seperti saya, saya hanya akan mendapatkan peluang dalam situasi seperti ini. Situasi yang ideal adalah mendapatkan pemain muda dan bertalenta, namun tidak semua klub bisa merekrut target ideal mereka," lanjutnya.