Berita Tanahlaut
BKSDA Kalsel Pasang Jebakan Apung di Sungai Tanjung-Batakan, Warga Sumbang Umpan Kambing Mati
Upaya menangkap buaya yang meresahkan warga dua desa bertetangga, Batakan dan Tanjungdewa, Kecamatan Panyipatan, Tanahlaut Kalsel, terus bergulir.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Upaya menangkap buaya yang meresahkan warga dua desa bertetangga, Batakan dan Tanjungdewa, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), terus bergulir.
Bahkan mulai Minggu (7/4/2024) hari ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel memasang alat jebak apung. Panjangnya sekitar empat meter berkonstruksi rangka besi yang bawah kanan kiri dindingnya dipasangi pipa paralon ukuran besar.
Pada sisi ujung depan diletakkan umpan berupa kambing dewasa. Kakinya diikat di rangka atas. Sedangkan sisi ujung belakang merupakan pintu masuknya.
Alat jebak apung tersebut dipasang dekat muara laut, berjarak sekitar puluhan meter atau 100-an meter. Diletakkan dekat tanggul sungai sisi kiri atau di wilayah Desa Batakan, jaraknya sekitar lima meter dari tepian.
Baca juga: BREAKING NEWS - 9 Ekor Buaya Muncul, Pengunjung Pantai Batakan Baru Tanahlaut Dilarang Berenang
Baca juga: Viral Warga Terima Amplop Zakat Berisi Rp600 Ribu di Binuang Kalsel, Diantar Langsung ke Rumah
Sebagai informasi, sungai setempat merupakan pembatas wilayah antara Desa Tanjungdewa dan Batakan. Tepi sungai sisi kanan merupakan wilayah Desa Tanjungdewa.
Pemasangan alat jebak apung tersebut mendapat pengawalan polisi hutan (polhut) BKSDA Kalsel bersenjata api. Ini upaya antisipasi hal yang tak diinginkan.
Sejumlah warga turut menyaksikan pemasangan alat jebak apung tersebut, terutama ibu-ibu warga Batakan.
Plt Kasi Konservasi Wilayah I Pelaihari Franscisca Sekar Jayanti Manapa mengatakan pihaknya berterima kasih kepada warga yang sejak awal membantu kami pada upaya menangkap buaya ini.

"Umpan kambing yang dipasang di alat jebak apung itu juga sumbangan dari warga Tanjungdewa, kebetulan ada kambing mati," ucap Franscisca.
Setelah pemasangan alat jebak apung tersebut, Franscisca berinteraksi dengan warga setempat. Ia meminta kepada warga segera melapor ketika melihat buaya telah terperangkap atau binatang lain.
Laporan cepat sangat diharapkan agar tindakan cepat dapat pula dilakukan. Warga pun mengamini permintaan tersebut.
Franscisca juga mengimbau kepada warga agar tidak membuang sisa-sisa makanan atau ternak mati ke sungai setempat karena hal demikian dapat memicu kedatangan atau kemunculan buaya.
Ia mengatakan kelak jika buaya tersebut tertangkap maka akan dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman dan jauh dari permukiman penduduk.
(banjarmasinpost.co.id/idda royani)
Ini Jadwal Terbaru Porprov XII di Tanahlaut, Berubah Jadi 1 Sampai 14 November 2025 |
![]() |
---|
Kronologi Kecelakaan di Depan Labirin Tambangulang Tanahlaut, Korban Terlempar ke Bawah Trailer |
![]() |
---|
Modus Menjapri Pegawai SKPD, Waspadai Penipuan Catut Nama Pejabat Baru di Tanahlaut Kalsel |
![]() |
---|
Ribuan Warga Tanahlaut Saksikan Karnaval Seni Budaya Nusantara Tempo Doeloe |
![]() |
---|
Kronologi Kecelakaan Maut di Jorong Tanahlaut, Korban Terpental 10 Meter, Anak di Gendongan Terluka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.